Bobo.id - 10 Juni 2021 mendatang fenomena Gerhana Matahari Cincin akan menyapa Bumi. Siapa yang tahu apa itu gerhana matahari cincin?
Namun, sebelum itu kita cari tahu terlebih dahulu apa itu fenomena gerhana matahari, yuk!
Perlu diketahui, gerhana matahari terjadi pada siang hari ketika bulan baru atau bulan mati. Fenomena ini akan terjadi jika Bulan, Bumi, dan Matahari dalam satu garis lurus.
Baca Juga: Mengenal Jenis-Jenis Bahan Kimia dan Manfaatnya dalam Kehidupan
Kedudukan Bulan berada di antara Bumi dan Matahari. Kedudukan ini menyebabkan cahaya Matahari ke Bumi terhalang oleh Bulan.
Karena terhalang oleh Bulan, keadaan yang terang secara bertahap berubah menjadi gelap.
Saat terjadi gerhana matahari, bayangan Bulan akan menutupi Bumi. Karena Bulan lebih kecil daripada Bumi, hanya sebagian tempat saja yang mengalami gerhana matahari.
Gerhana matahari cincin adalah sebuah fenomena yang terjadi saat diameter sudut Bulan lebih kecil daripada Matahari.
Hal ini menyebabkan hanya sebagian cahaya matahari yang tertutupi oleh Bulan. Inilah mengapa Matahari akan terlihat seperti cincin.
Baca Juga: 10 Fenomena Langit Bulan Juni 2021, Salah Satunya Gerhana Matahari Cincin (GMC)
Apakah Gerhana Matahari Cincin Bisa Dilihat dari Indonesia?
Menurut penjelasan Pusat Sains Antariksa (Pussainsa) LAPAN yang dikutip dari Kompas.com, kita tidak bisa menyaksikan gerhana matahari total dari Indonesia.
Bahkan menurut peneliti Pussainsa LAPAN, Indonesia juga tidak akan mengalami gerhana matahari sebagian.
Baca Juga: Terjadi pada 26 Mei 2021, Gerhana Bulan Total Merah Super yang Langka Bisa Disaksikan dari Indonesia
Ini artinya Indonesia tidak berkesempatan mengalami fenomena gerhana matahari sama sekali di tanggal 10 Juni mendatang.
Dijelaskan lebih lanjut, hal ini terjadi karena Indonesia tidak dilalui oleh bayangan penumbra Bulan.
Inilah yang membuat pada akhirnya Bulan yang terlihat di Indonesia tidak mampu menutupi cahaya Matahari.
Fenomena gerhana matahari diperkirakan baru akan muncul lagi di Indonesia pada tahun 2027 mendatang.
Perbedaan Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari
Kedua gerhana melibatkan tiga benda langit yang sama, yaitu Bumi, Matahari, dan Bulan. Ketika ketiganya kebetulan berbaris, salah satunya akan terhalang dari garis pandang normal.
Misalnya, saat gerhana matahari, Bulan terletak di antara Bumi dan Matahari. Bulan menghalangi pandangan normal Matahari dari Bumi, menciptakan peristiwa yang kita sebut gerhana matahari.
Hal yang sama juga terjadi selama gerhana bulan. Bumi terletak di antara Matahari dan Bulan. Bulan tampaknya menghilang dan kemudian muncul kembali saat melewati bayangan yang dilemparkan oleh Bumi.
Gerhana bulan terjadi selama Bulan penuh (full moon), yang merupakan saat Bulan berlawanan dengan Matahari di langit.
Teman-teman mungkin bertanya-tanya mengapa tidak ada gerhana bulan setiap bulan? Padahal setiap bulan kita selalu mengalami Bulan Penuh.
Gerhana bulan tidak terjadi setiap bulan karena orbit Bulan miring sekitar lima derajat dibandingkan dengan orbit Bumi di sekitar Matahari. Jika kemiringan ini tidak ada, kita akan melihat gerhana bulan setiap bulan.
Jika teman-teman perhatikan, Bumi kita lebih sering mengalami gerhana bulan daripada gerhana matahari.
Hal ini karena Bulan 300 kali lebih dekat ke Bumi daripada Matahari dan ada kemungkinan lebih besar Bumi akan menutup cahaya ke Bulan daripada Bulan yang menghalangi cahaya dari Matahari.
Gerhana matahari lebih jarang terjadi di Bumi. Ketika gerhana Matahari terjadi, mereka biasanya hanya dapat dilihat untuk waktu yang singkat oleh sebagian kecil manusia di Bumi.
Sedangkan gerhana Bulan, lebih mudah dilihat oleh sebagian besar manusia di Bumi.
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR