Bobo.id - Ada berbagai upacara adat Sulawesi Selatan yang sampai saat ini masih dilakukan atau dilaksanakan oleh penduduknya.
Salah satunya oleh masyarakat di Toraja, yang memiliki beberapa upacara adat yang khas, yaitu Rambu Solo dan Rambu Tuka.
Kalau diperhatikan, kedua upacara adat Sulawesi Selatan ini memiliki nama yang hampir sama, yaitu penggunaan kata 'rambu'.
Meski memiliki nama yang hampir sama, ternyata kedua upacara adat ini sangat berbeda satu sama lain, lo.
Ketahui perbedaan dari upacara adat Sulawesi Selatan di Toraja, yaitu Rambu Solo dan Rambu Tuka berikut ini, yuk!
Baca Juga: 4 Upacara Adat Sulawesi Selatan: Makna dan Cara Pelaksanaan
Rambu Solo dan Rambu Tuka, Upacara Adat Turun Temurun di Toraja
Toraja memiliki dua upacara adat yang dianggap sebagai upacara yang populer, yaitu Rambu Solo dan Rambu Tuka.
Keduanya adalah tradisi turun temurun yang masih dijalankan oleh masyarakatnya hingga saat ini.
Dua upacara adat ini memiliki makna yang penting bagi masyarakat Toraja, dengan tujuan yang berbeda-beda.
Upacara adat Rambu Solo ini sendiri adalah upacara adat yang dilakukan sebagai ritual atau bagian dari proses pemakaman.
Sedangkan Rambu Tuka adalah upacara adat yang dimaknai sebagai ucapan syukur atau ucapan terima kasih.
Perbedaan Upacara Adat Sulawesi Selatan: Rambu Solo dan Rambu Tuka
1. Fungsi Upacara Adat
Sebelumnya, sudah Bobo tuliskan kalau dua upacara adat ini memiliki fungsi yang berbeda.
Rambu Solo adalah upacara adat yang digelar saat ada anggota keluarga yang meninggal.
Namun Rambu Tuka adalah upacara adat yang digelar untuk mengucapkan terima kasih atau sebagai rasa syukur.
Misalnya mengucap syukur atas hasil panen, ucapan syukur atas rumah baru, maupun diadakan saat adanya pernikahan.
Baca Juga: Banyak yang Takut Lihat Ondel-Ondel, Padahal Ada Banyak Makna Unik yang Melekat pada Ondel-Ondel
2. Tamu yang Hadir
Tamu yang hadir pada kedua acara ini juga berbeda-beda, lo, teman-teman.
Pada upacara adat Rambu Solo, siapa saja boleh menghadirinya, termasuk teman atau kerabat keluarga.
Anggota keluarga atau yang masih memiliki hubungan darah, juga tokoh masyarakat adalah beberapa tamu yang harus menghadiri upacara ini.
Sedangkan pada upacara Rambu Tuka, tamu yang hadir biasanya adalah tetangga, kerabat, keluarga, atau orang-orang yang mendapatkan undangan saja.
3. Waktu dan Tempat Diadakannya Upacara
Waktu dan tempat diadakannya upacara Rambu Solo juga berbeda dengan Rambu Tuka, lo.
Rambu Solo diadakan saat siang hari, di sebelah barat Tongkonan atau rumah adat Toraja, namun Rambu Tuka diadakan pagi hari sebelum siang dan digelar di sebelah timur rumah Tongkonan.
Hal ini disebabkan karena dalam bahasa Toraja, rambu tuka berarti asap yang naik sebelum matahari mencapai puncak.
Nah, kalau rambu solo diartikan sebagai asap yang arahnya ke bawah, sehingga upacara ini diadakan siang hari, saat matahari bergerak ke bawah.
Perbedaan inilah yang juga menyebabkan adanya perbedaan lokasi diadakannya upacara.
Baca Juga: 5 Upacara Adat Maluku, Ada Tradisi Sasi hingga Makan Patita
4. Warna Pakaian yang Digunakan
Karena makna dan fungsi yang berbeda dari kedua upacara ini, maka warna pakaian yang digunakan oleh masyarakat yang hadir juga berbeda.
Pada Rambu Solo sebagai upacara duka atau pemakaman, pakaian yang digunakan oleh orang yang hadir adalah berwarna hitam.
Namun pada upacara Rambu Tuka, warna pakaian yang digunakan adalah warna-warna cerah, seperti kuning atau warna mencolok lainnya, sebagai ungkapan gembira.
Sekarang teman-teman sudah tahu perbedaan dari kedua upacara adat Sulawesi Selatan, khususnya dari Toraja ini, bukan?
Adanya upacara adat Rambu Solo dan Rambu Tuka ini juga menunjukkan kekayaan budaya yang dimiliki oleh Indonesia.
Yuk, lihat video ini juga!
-----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Tyas Wening |
KOMENTAR