Bobo.id - Gunung Semeru, di Jawa Timur, mengalami erupsi berupa guguran awan panas pada Sabtu (4/12/2021) sore.
Material vulkanik yang terpantau pada pukul 15.20 WIB, mengarah ke Besuk Kobokan, Desa Sapiturang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang.
Menurut data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), aktivitas Gunung Semeru berada di kawah Jonggring Seloko, di sisi tenggara puncak Mahameru.
Baca Juga: Terjadinya Erupsi Gunung Berapi Tidak Bisa Diperkirakan, Ternyata 3 Hal Ini Jadi Penyebab Erupsi
Diketahui karakter letusan Gunung Semeru bertipe vulkanian dan strombolian yang terjadi 3 hingga 4 kali setiap jam.
Karakter letusan vulkanian merupakan letusan eksplosif yang dapat menghancurkan kubah dan lidah lava yang telah terbentuk sebelumnya.
Nah, teman-teman, tahukah kamu apa yang dimaksud awan panas, dan apa bahayanya? Yuk, cari tahu bersama!
Pengertian Awan Panas
Awan panas adalah arus gas dan material piroklastik bersuhu tinggi yang bergerak sangat cepat.
Piroklastik yaitu salah satu hasil letusan gunung berapi yang bergerak dengan cepat dan terdiri dari gas panas, abu vulkanik, dan bebatuan.
Fenomena aliran piroklastik ini mengalir dengan kecepatan tinggi di sepanjang lembah gunung api dengan kecepatan rata-rata 100 km/jam.
Namun, ada juga gunung berapi yang pernah meluncurkan guguran awan panas dengan kecepatan mencapai 700 km/jam.
Selain itu, gas dan bebatuan tephra yang berasal dari guguran awan panas bisa mencapai suhu hingga 1.000 derajat Celcius.
MAGMA Indonesia menjelaskan melalui Kompas.com, bahwa aliran piroklastik adalah bahaya erupsi gunung api yang paling mematikan dari semua bahaya erupsi dan dihasilkan sebagai akibat dari letusan eksplosif.
Bahaya Awan Panas
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam laman resminya, mengelompokkan awan panas sebagai salah satu bahaya primer.
Bahaya primer artinya bahaya langsung yang terjadi dari fenomena alam gunung meletus.
Dengan suhu yang tinggi dan material yang ada di dalam awan panas, membuat awan panas menjadi sangat berbahaya.
Baca Juga: Ternyata Tidak Semua Berbentuk Kerucut, Ini 4 Jenis Gunung Api dan Contohnya
Jika terhirup oleh saluran pernapasan manusia, maka manusia dapat mengalami kerusakan sistem pernapasan dan paru-paru.
Selain itu, kecepatan guguran awan panas yang tinggi dapat menyulitkan bagi proses penyelamatan.
Oleh karena itu, ketika erupsi terjadi, sebaiknya semua masyarakat yang berada di sekitar wilayah gunung berapi segera melakukan evakuasi.
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Keren! Anak-anak Jenius Ciptakan Kota Ramah Lingkungan Lewat Game di National Coding Competition 2024
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR