Bobo.id - Teman-teman, pernahkah kamu mendengar atau membaca tentang sistem ekolokasi pada hewan?
Menurut KBBI, ekolokasi adalah sonar biologis yang dimilki oleh beberapa jenis binatang untuk mengetahui lokasi sumber suara dari berbagai objek yang ada di dekatnya.
Sementara sonar adalah alat yang menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk menemukan benda dan menentukan letaknya di bawah permukaan air.
Beberapa hewan mendengar dengan kemampuan unik yang disebut ekolokasi ini, yaitu kelelawar dan paus beluga.
Bagaimana cara mereka menggunakan sistem ekolokasi ini? Yuk, cari tahu bersama!
Sinyal Kelelawar
Kamu pasti sudah tahu kalau kelelawar merupakan hewan nokturnal, yang lebih aktif ketika malam tiba.
Saat malam, mereka harus mencari makanan dengan menggunakan kemampuan indra penglihatan dan pendengaran mereka.
Sonar bawaan yang ada di alat pendengaran kelelawar membantu mereka mengejar mangsa yang terbang cepat di malam hari.
Baca Juga: Unik! Ternyata Gurita dan Cumi-Cumi Bisa Merasakan Cahaya dengan Kulitnya
Menurut Kate Allen dari John Hopkins University, kebanyakan kelelawar mengontraksikan otot laring untuk membuat suara di atas jangkauan pendengaran manusia.
Suara atau sinyal ini bervariasi, sehingga kelelawar dapat membedakan kelompoknya masing-masing.
Uniknya, ekolokasi ini bisa mendeteksi ukuran, tekstur, jarak, dan arah mangsa yang akan diburu kelelawar.
Kemampuan membuat ekolokasi ini juga dilakukan dengan beragam bagian tubuh kelelawar.
Misalnya, kelelawar buah membuat ekolokasi dengan sayapnya, sementara kelelawar berhidung daun, memanfaatkan hidungnya untuk melakukan ekolokasi.
Pendengaran Paus
Paus adalah hewan mamalia laut, yang ternyata memiliki kemampuan mendengar hampir sama dengan pendengaran manusia.
Namun, perbedaannya adalah manusia tidak bisa mendengar di dalam air. Sedangkan paus maupun lumba-lumba memiliki kemampuan tersebut.
Pyenson dan rekannya Maya Yamato, ahli biologi paus di National Museum of National History di Smithsonian mengungkapkan penjelasan hal ini.
Baca Juga: Bisa Menyengat Tanpa Keluarkan Racun, Ini 4 Fakta Unik Kalajengking Serangga Beracun
Mereka menjelaskan bahwa manusia bisa saja mendengar di dalam air, namun tidak bisa mendengarkan secara jelas.
Karena, telinga manusia sudah diciptakan untuk mendengarkan suara atau getaran dari udara.
Telinga manusia dibedakan menjadi telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam, yang masih terhubung dalam tengkorak.
Sementara paus, tulang yang menampung telinga tengah dan telinga dalam dipisahkan dari tengkorak.
Karena anatomi inilah, paus bisa mendeteksi dari mana suara berasal meskipun di dalam air, jauh lebih baik dari pendengaran manusia.
Faktanya, paus beluga dan lumba-lumba memanfaatkan organ bursae dorsal untuk melakukan ekolokasi.
Organ tersebut berada di bagian atas kepala, dekat dengan lubang sembur. Pada organ ini terdapat timbunan lemak yang berfungsi membuat suara terdengar lebih jernih.
Sementara timbunan lemak yang ada di rahang bawah paus hingga telinganya, berfungsi memperjelas gema yang kembali dari mangsa.
Nah, itulah cara kedua hewan ini melakukan ekolokasi untuk mencari mangsa, teman-teman.
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Terbit Hari Ini, Mengenal Dongeng Seru dari Nusantara di Majalah Bobo Edisi 35, yuk!
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR