Bobo.id - Teman-teman, tahukah kamu bahwa sebenarnya otak tidak bisa merasakan sakit?
Meskipun otak kita punya 100 miliar neuron, untuk menggerakkan informasi pada sinyal saraf dengan kecepatan mencapai 400 kilometer per jam, kita tidak akan merasa sakit karenanya.
Dilansir dari Science Focus, kita bisa merasakan sakit karena serabut saraf sensorik bernama nosiseptor sedang aktif.
Namun, faktanya nosiseptor ini tidak berada di otak kita, melainkan terdapat pada kulit, persendian, dan beberapa organ dalam.
Lalu, saat kita merasa pusing atau sakit kepala, letak rasa sakitnya bukan berada di otak, ya, Bo?
Ya, otak kita tidak bisa merasakan sakit, namun bagian di luar otak kita bisa merasakannya. Ingin tahu apa penyebab sakit kepala dan pusing? Yuk, cari tahu bersama!
Apa yang Terjadi saat Sakit Kepala?
Saat kita merasa sakit kepala, meninges (lapisan penutup otak), jaringan saraf, pembuluh darah, dan otot leher dapat merasakannya.
Setelah dirangsang oleh rasa tidak nyaman, nosiseptor mengirimkan sinyal menuju sel-sel saraf di otak, untuk memberi tahu bahwa ada bagian tubuh kita yang merasa sakit.
Baca Juga: 7 Fakta Unik Otak Manusia, Bisa Hasilkan Listrik hingga Jadi Tempat Penyimpanan Tak Terbatas
Namun, sakit kepala bisa dibedakan menjadi beberapa jenis, berdasarkan dari mana asal rasa sakitnya.
Misalnya, sakit kepala tegang, disebabkan oleh otot-otot di leher dan kulit kepala mulai mengencang.
Sakit kepala karena reseptor di beberapa bagian wajah, seperti mulut dan tenggorokan menerima rasa sakit.
Sakit kepala sebelah atau migrain, yang belum benar-benar diketahui penyebabnya, dianggap terjadi karena aktivitas otak yang abnormal.
Aktivitas abnormal pada otak ini nantinya akan memengaruhi sinyal saraf, bahan kimia, dan pembuluh darah di otak, sehingga kita mengalami sakit di sebagian kepala.
Bagaimana Cara Otak Menerima Informasi?
Dilansir dari National Geographic Kids, sinyal saraf bersifat elektrik, atau bermuatan listrik. Bagaimana cara kerjanya?
Saraf menghasilkan zat kimia khusus yang dapat mengalir menyeberangi celah ke sel selanjutnya.
Di seberang, muatan listrik baru bergerak ke saraf selanjutnya.
Baca Juga: Kenapa Jantung Berdetak Lebih Kencang saat Merasa Takut, Marah, atau Senang?
Pesan-pesan ini terus melompat dari neuron satu ke neuron yang lain dalam rantai sinyal elektrik-kimia-elektrik, hingga sampai kepada tujuannya.
Karena tidak benar-benar bersentuhan, saraf dapat membuat hubungan baru dan memutuskan yang lama, sehingga terjadilah proses kita belajar dan menerima informasi baru.
Informasi ini dibedakan menjadi dua, yaitu informasi sensorik dan informasi motorik.
Informasi sensorik mengalir dari luar ke dalam otak, sementara informasi motorik mengalir dari otak ke luar.
Nah, begitulah cara otak kita berpikir dan menerima informasi, teman-teman.
Kuis! |
Mengapa sinyal saraf di tubuh kita bersifat elektrik? |
Petunjuk: Cek di halaman 2! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Science Focus |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR