Bobo.id - Pernahkah teman-teman mendengar atau membaca tentang unicorn pada cerita dongeng?
Unicorn merupakan kuda dengan tanduk lancip panjang di kepalanya. Ia juga memiliki surai yang panjang.
Unicorn juga disebut-sebut memiliki kekuatan magis yang luar biasa.
Hewan ini biasanya diceritakan dalam dongeng-dongeng dan dianggap sebagai makhluk mitologi.
Makhluk mitologi maksudnya adalah bukan makhluk nyata atau yang biasa disebut dengan makhluk kayalan.
Namun, ternyata ada spesies hewan lain yang dinilai mirip dengan unicorn, lo. Ini karena mereka memiliki satu tanduk di dahinya.
Apa saja? Cari tahu, yuk!
Siapa yang tak kenal dengan hewan satu ini?
Baca Juga: Mengenal Hewan Saola, Unicorn Asia yang Jadi Maskot Sea Games 2022
Yap, betul sekali. Badak bercula satu ini banyak ditemukan di negara kita, tepatnya di wilayah Ujung Kulon, Banteng, Jawa Barat.
Tahukah teman-teman? Badak bercula satu ini merupakan satwa yang dilindungi, sebab pada 2021, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatatkan populasinya hanya mencapai 75 saja, lo.
Hewan yang dikenal dengan sebutan Badak Jawa ini disebut mirip Unicorn karena memiliki satu tanduk di area hidungnya.
Dilansir dari International Rhino Foundation, tanduk yang mirip unicorn inilah yang dijadikan senjata untuk membela diri dari serangan makhluk lain.
2. Saola
Hewan Saola baru-baru ini sering muncul di televisi maupun media lainnya.
Sebab, ternyata hewan yang dijadikan maskot Sea Games 2022 di Vietnam ini merupakan hewan Saola, lo.
Saola ini merupakan hewan yang berhabitat di Vietnam dengan jumlah yang sedikit.
Dilansir dari World Wildlife Fund, saking langkanya, peneliti sampai menyebutnya sebagai Unicorn Asia, teman-teman.
Ini karena jika dilihat dari satu sisi saja, dua tanduk lurus Saola ini tampak menyatu sehingga menyerupai unicorn yang legendaris.
Tanduk Saola ini bisa tumbuh hingga mencapai 50 sentimeter, dua kali lipat dari ukuran kepalanya, lo.
Karakteristik lain dari saola adalah mereka memiliki bercak-bercak putih di sekitar wajahnya.
3. Okapi
Tahukah teman-teman? Hewan okapi dijuluki sebagai Unicorn Afrika.
Ini karena dilansir dari Dino Animals, okapi sangat sulit ditemukan. Okapi merupakan hewan penyendiri sehingga akan menghindar ketika mengetahui keberadaan makhluk lain.
Sulitnya mereka ditemukan, membuat banyak orang ragu akan keberadaan okapi yang sebenarnya.
Padahal, okapi sebenarnya sangat mudah dikenali, lo. Ini karena tubuhnya yang mirip antelope tanpa tanduk dengan garis-garis putih di area kaki belakangnya.
Menariknya, walau tak terlihat mirip, okapi merupakan kerabat dekat dari jerapah, teman-teman.
4. Unicornfish
Unicornfish merupakan salah satu spesies laut yang memiliki keunikan yakni memiliki tanduk di dahinya.
Sayangnya, tanduk ini akan mengalami penuaan seiring berjalannya waktu.
Dilansir dari National Geographic, unicornfish harus menjaga tanduk itu dengan cara mengubah pola makan.
Di usia muda, unicornfish akan banyak mengonsumsi alga. Sedangkan ketika dewasa, mereka akan memakan zooplankton atau kotoran ikan lain.
5. Siberian Unicorn
Hewan terakhir yang dijuluki sebagai Unicorn adalah Siberian Unicorn.
Bahkan, peneliti mengatakan bahwa hewan ini adalah makhluk yang paling mirip dengan Unicorn, lo.
Menurut penelitian dari American Journal of Applied Science, Siberian Unicorn tinggal di bumi sekitar 350 ribu tahun yang lalu.
Baca Juga: Gemas! Anjing Ini Hanya Punya Satu Telinga dan Dijuluki Anjing Unicorn
Memang, dari segi penampilan, hewan dengan nama latin Elasmotherium sibiricum ini lebih mirip dengan kerbau.
Akan tetapi, mereka memiliki tanduk yang nampak seperti tanduk unicorn.
Nah, itulah lima hewan yang disebut-sebut sebagai hewan yang mirip unicorn. Bagaimana, mirip atau tidak?
----
Kuis! |
Mengapa saola dijuluki sebagai Unicorn Asia? |
Petunjuk: cek di halaman 3! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,National Geographic,IDN Times |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR