Namun, organ pernapasan amfibi menggunakan kulit tidak hanya bisa dilakukan di air, kok.
Ketika di darat pun organ pernapasan kulit tetap dapat bekerja.
Ketika sudah dewasa, amfibi lebih mengandalkan organ pernapasan menggunakan paru-paru.
Cara pernapasan ini juga disebut dengan pernapasan pulmonal dan berbeda dengan sistem pernapasan pada burung atau mamalia.
Karena, paru-parunya sederhana maka sistem pertukaran gas di paru-paru berjalan dengan lambat.
Penyebabnya adalah katak tidak mempunyai oto diafragma yang membantu proses pernapasan.
Oleh karena itu, mereka tetap membutuhkan bantuan dari organ pernapasan amfibi lainnya, yaitu kulit dan membran buccopharyngeal.
Bernapas menggunakan membran buccopharyngeal ini dimulai dari amfibi menghirup udara melalui hidungnya.
Kemudian mengeluarkan karbon dioksida melalui tenggorokannya. Saat membuka mulut untuk mengeluarkan karbon dioksida, membran buccopharyngeal akan melakukan pertukaran udara.
Jadi, keempat organ pernapasan amfibi saling bekerja sama dan ada beberapa hewan amfibi yang tidak menghilangkan insangnya.
Sehingga, mereka dapat bernapas dengan benar, baik di dalam air atau di darat.
Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai organ pernapasan amfibi unik dan terdiri dari empat organ, yaitu insang, kulit, paru-paru, dan membran buccopharyngeal di mulutnya.
Baca Juga: Perbedaan Katak dan Kodok, Ternyata Bukan Lingkungan Hidup yang Membedakannya
---
Baca Lagi: |
Apa Itu Hewan Amfibi? (halaman 1) |
Bagaimana Cara Amfibi Bernapas? (halaman 2) |
Mekanisme Pernapasan Amfibi di Dalam Air (halaman 3) |
Mekanisme Pernapasan Amfibi di Darat (halaman 3) |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Keren! Anak-anak Jenius Ciptakan Kota Ramah Lingkungan Lewat Game di National Coding Competition 2024
Source | : | Kidadl.com,byjus.com,burkemuseum.org |
Penulis | : | Thea Arnaiz |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR