Bobo.id - Pada masa kependudukan kolonial Belanda, pada masa itu pemerintahan Hindia Belanda menerapkan sistem ekonomi uang.
Latar belakang penyebabnya adalah kekuasaan pemerintah yang mencakup segala bidang, termasuk bidang ekonomi.
Akibatnya, terjadilah perubahan sistem perekonomian di Nusantara, yang awalnya melakukan sistem ekonomi tradisional menjadi sistem ekonomi modern.
Contohnya adalah kepemilikan tanah yang awalnya milik raja, menjadi milik pemerintah Hindia Belanda.
Tanah tersebut dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan menjual hasil komoditasnya, untuk mendapatkan uang.
Sejak saat itulah, penggunaan mata uang makin meningkat dan terjadilah penumpukan kekayaan berdasarkan jumlah uang yang dimiliki.
Lalu, apa yang dimaksudkan ekonomi uang dan praktiknya di Indonesia pada masa Hindia Belanda, ya? Yuk, cari tahu dari penjelasan berikut.
Ekonomi Uang dan Praktiknya di Indonesia pada Masa Hindia Belanda
Pengertian Ekonomi Uang
Ekonomi uang adalah suatu sistem ekonomi yang menjadikan uang sebagai alat transaksi dan pembayaran dalam masyarakat.
Sistem ekonomi uang muncul untuk menggantikan sistem barter atau tukar-menukar suatu barang dengan barang lain.
Baca Juga: Peringati Hari Uang Tiap 30 Oktober, Ini Sejarah Mata Uang di Indonesia
Oleh karena itu, ekonomi uang lebih modern daripada sistem barter yang digunakan oleh masyarakat tradisional.
Karena, ekonomi uang makin berkembang pada masa itu, sistem barter pun secara perlahan mulai ditinggalkan dan dianggap tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan masyarakat.
Sistem Ekonomi Uang Berlaku pada Masa Tanam Paksa
Sistem ekonomi diberlakukan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, yaitu Van den Bosch dibarengi dengan kebijakan tanam paksa.
Cultuurstelsel atau sistem tanam paksa adalah peraturan yang dibuat oleh pemerintah Hindia Belanda pada 1830, yang mewajibkan petani untuk menanam komoditas ekspor penting, yaitu teh, kopi, dan kakao.
Nantinya, pemerintah Hindia Belanda akan membeli hasil komoditas pertanian, namun menggunakan uang sebagai alat pembayaran yang sah.
Seiring meningkatnya penggunaan uang sebagai alat pembayaran, maka didirikanlah bank pertama di Hindia Belanda, yaitu Netherlands Handels Maatschappij pada 1824.
Kegiatan perekonomian di Nusantara jadi berkembang pesat, hingga didirikan bank-bank lain seperti, De Javasche Bank pada 1828 dan De Nationale Handelsbank pada 1863.
Mata Uang pada Masa Hindia Belanda
Mata uang resminya adalah Gulden yang terdiri dari beberapa pecahan dengan nominal yang berbeda.
Nama pecahan mata uang gulden, yaitu:
Baca Juga: Kata Lain dari 'Uang' Beserta Contoh Penggunaannya dalam Kalimat
- Peser
- Sen
- Pincang
- Gobang
- Ketip
- Uang
- Picis
- Tali
- Rupiah
- Kupang
- Ringgit
Baca Juga: Sosok Cut Nyak Meutia, Pahlawan Perempuan di Uang Baru 2022
Nah, itulah penjelasan dari ekonomi uang dan praktiknya di Indonesia pada masa Hindia Belanda.
---
Baca Lagi: |
Pengertian Ekonomi Uang (halaman 1) |
Sistem Ekonomi Uang Berlaku pada Masa Tanam Paksa (halaman 2) |
Mata Uang pada Masa Hindia Belanda (halaman 2) |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan dunia satwa? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo dan Mombi SD.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Source | : | Adjar.id |
Penulis | : | Thea Arnaiz |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR