“Hah? Masa, sih?” tanya Runi tak percaya.
Rudi yang mendengar percakapan itu pun heran karena mereka tidak pernah diberi tahu kalau keluarga mereka adalah pemilik jaringan toko besar itu.
“Kalau toko ini milik kita, mengapa Mama harus membayar belanjaannya? Seharusnya kita bisa ambil sepuasnya tanpa harus bayar,” ujar Runi.
“Ayo kita selidiki,” ajak Rudi.
Kedua anak itu menyelinap ke bagian kantor. Di atas meja, Rudi melihat beberapa dokumen yang di bagian bawahnya bertuliskan nama ibunya yang dilengkapi pula dengan tanda tangan. Sepertinya itu dokumen yang penting. Setelah itu kedua anak kembar itu pergi menuju gudang penyimpanan. Mereka melewati gudang penyimpanan makanan kering kemudian ke tempat makanan berpendingin udara.
“Lihat, itu pasti gudang untuk tempat menyimpan makanan berpendingin. Ayo kita ke sana,” ajak Runi.
Mereka menyelinap masuk. Tak lama kemudian terdengar pintu tertutup. BLAM! Kedua anak itu terkurung di dalam. Rudi mencoba untuk membuka pintunya, sementara Runi menggedor-gedor.
“Apakah ada orang di dalam?” terdengar suara dari luar.
Kedua anak itu berteriak-teriak sambil menggedor-gedor pintu. Tak lama kemudian pintu itu menggeser terbuka.
“Apa yang kalian lakukan di dalam sini?” tanya Pak Dion.
Baca Juga: Cerpen Anak: Dokter Cilik #MendongenguntukCerdas
“Kami cuma melihat-lihat, Pak,” jawab Rudi.
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR