Bobo.id - Kerajaan Mataram Islam atau Kesultanan Mataram merupakan kerajaan Islam yang berlokasi di Kota Gede, Yogyakarta.
Kerajaan ini didirikan oleh Danang Sutawijaya atau dikenal dengan nama Panembahan Senopati, yang kemudian juga menjadi raja pertama.
Setelah didirikan pada tahun 1586, kerajaan ini berganti banyak raja hingga mengalami masa kejayaan pada kepemimpinan Sultan Agung.
Tidak jauh berbeda dengan kerajaan lain, Kerajaan Mataram Islam juga melakukan perlawanan saat Belanda masuk menjajah Indonesia. Tapi pada akhirnya Kerjaan Mataram Islam menjalin kerja sama dengan Belanda karena kondisi yang mendesak.
Nah, kali ini kita akan mengenal empat raja yang pernah memimpin pada masa kerajaan ini pertama berdiri hingga akhirnya melakukan kerja sama dengan Belanda atau VOC.
1. Danang Sutawijaya atau Panembahan Senopati
Danang Sutawijaya atau Panembahan Senapati merupakan pendiri sekaligus raja pertama dari Kerajaan Mataram Islam.
Ia mempimpin kerjaan tersebut sejak tahun 1586 hingga 1601 dengan gelar Panembahan Senapati Ing Alaga Sayidin Panatagama.
Pada masa pemerintahan Panembahan Senapati ditandai dengan perang terus di berbagai daerah untuk mendapatkan wilayah kekuasaan.
Perang tersebut dilakukan untuk membuat para bupati yang ingin melepaskan diri dari kekuasaan Mataram tetap kembali tunduk dan menjadi bagian Kerajaan Mataram Islam.
Beberapa bupati yang mencoba melepaskan diri adalah Bupati Ponorogo, Madiun, Pasuruhan, dan Kediri.
Baca Juga: Berbagai Peninggalan Kerajaan Tarumanegara, Ada Acra hingga Karya Sastra
Berkat usaha dari Panembahan Seopati, bukan hanya keempat wilayah kembali menjadi bagian Kerajaan Mataram Islam, tapi ia juga berhasil menakhlukkan Cirebon dan Galuh.
2. Raden Mas Jolang atau Sultan Anyakrawati
Penembahan Senopati mengakhiri masa kekuasaannya setelah wafat pada 1601 dan kemudian Kerajaan Mataram Islam dilanjutkan oleh putranya yaitu Mas Jolang atau Pangeran Seda Krapyak.
Setelah menjadi raja, ia mendapat gelar Sultan Anyakrawati dan memerintah dari tahun 1601 hingga 1613.
Pada masa pemerintahan Sultan Anyakrawati ini, Kerajaan Mataram Islam mengalami beberapa pemberontakan dari bupati di Jawa Timur.
Sebagai raja, tentu Sultan Anyakrawati ingin menundukkan kembali para pemberontak, namun usahanya harus terhenti setelah wafat pada pertempuran di Krapyak.
Kerajaan pun diambil alih oleh putranya yaitu Raden Mas Wuryah atau Martapura. Namun, masa jabatannya tidak berlangsung lama dan membuat putranya diangkat sebagai raja yaitu Raden Mas Rangsang.
3. Raden Mas Rangsang atau Sultan Agung
Raden Mas Rangsang atau dikenal dengan Sultan Agung menjadi raja setelah kakeknya wafat dan ayahnya tidak bisa memimpin kerajaan.
Dengan gelar Sultan Agung Hanyakrakusuma Senapati Ing Alaga Ngbdurrahman Kalifatullah, ia menjabat selama 1613 hingga 1645.
Pada masa kepemimpinan Sultan Agung ini, Kerajaan Mataram Islam mencapai puncak kejayaan.
Baca Juga: Mengenal Sumpah Palapa Gajah Mada, dari Isi hingga Penyebab Diucapkannya
Sultan Agung berhasil membuat banyak kemajuan dalam berbagai bidang, hingga semua rakyat hidup makmur.
Bahkan dalam bidang keagamaan dan budaya juga banyak mengalami kemajuan dengan adanya Sastra Gading yang merupakan karya dari Sultan Agung sendiri.
Lalu, pada tahun 1633 Sultan Agung juga mengganti perhitungan tahun Hindu menjadi perhitungan tahun Islam yang didasarkan pada perhitungan bulan.
Pada masa pemerintahan Sultan Agung ini, VOC mulai masuk ke Indonesia untuk menjajah.
Sultan Agung pun mengalami beberapa kali peperangan dengan tentara VOC untuk mengusir Belanda dari Pulau Jawa.
4. Raden Mas Sayidin atau Amangkurat I
Masa kejayaan Sultan Agung pun harus berakhir setelah tahta berpindah pada Raden Mas Sayidin atau Amangkurat I.
Amangkurat I merupakan raja yang mulai menerima keberadaan Belanda hingga membuat Kerajaan Mataram Islam mengalami kemunduran.
Wilayah kerajaan pun menyempit karena adanya campur tangan Belanda pada masalah kerajaan.
Kondisi itu menyebabkan banyak wilayah memberontak dan membuat Amangkurat I meninggal pada tahun 1677.
Adipati Anom yang kemudian menggantikan pun terpaksa melakukan kerja sama dengan VOC untuk melumpuhkan berbagai wilayah kekuasaan Mataram Islam yang memberontak.
Baca Juga: 10 Nama Kerajaan Islam yang Ada di Nusantara dan Sejarah Singkatnya
Sejak saat itu, Belanda selalu turut serta dalam pemerintahan yang dilakukan oleh Kerajaan Mataram Islam.
Hingga terjadilah Perjanjian Giyanti untuk memecah Kerajaan Mataram Islam menjadi dua kekuasaan yaitu Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Ngayogyakarta.
Nah, itu empat raja yang memerintah Kerajaan Mataram Islam dari terbentuk hingga mendapat banyak pengaruh VOC.
(Foto: Creative Commons/Gunawan Kartapranata)
----
Kuis! |
Tahun berapa Kerajaan Mataram Islam berdiri? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR