Bobo.id - Dari berbagai fenomena alam, ada yang menyebabkan udara menjadi panas, yaitu angin fohn.
Angin fohn dikenal juga dangan angin terjun yang kering dan membuat suhu udara suatu tempat yang dilalui jadi panas.
Tapi seperti apa fenomena alam ini terjadi? Berikut akan dijelaskan pengertian hingga proses terjadinya.
Pengerian Angin Fohn
Teman-teman pasti pernah mendengar tentang berbagai jenis angin.
Angin sering dianggap menyejukkan, tapi ada juga yang justru menyebaban udara menjadi panas, yaitu angin fohn.
Angin fohn terjadi saat gerakan massa udara menaiki pegunungan dengan ketinggian lebih dari 200 meter.
Saat massa udara sampai pe puncak pegunungan, maka akan mengalami kondensasi hingga akhirnya timbul hujan hanya pada satu sisi lereng.
Sedangkan lereng lainnya tidak terjadi hujan karena terhalang tingginya pegunungan.
Nah, daerah yang tidak mengalami hujan ini disebut dengan bayangan hujan.
Sedangkan menurut Gatut Susanta dan Hari Sutjahjo, angin fohn adalah jenis angin yang terjadi karena pergerakan udara dari lereng pegunungan menuju bawah.
Baca Juga: Ada Fenomena Alam Pelangi yang Bisa Muncul di Malam Hari, Kok Bisa?
Selain itu, angin ini juga bisa diartikan sebagai jenis angin gunung yang kering dan panas.
Jadi, ciri utama dari angin ini adalah sifat panas dan kering yang dibawa.
Gerak angin ini akan mengalir dari puncak, turun menuju lereng atau punggung gunung.
Biasanya saat angin ini melewati tanaman, maka tanaman tersebut akan mati atau rusak.
Sedangkan pada manusia atau hewan yang terkena angin ini akan mengalami penurunan daya tahan tubuh.
Sehingga angin ini juga bisa menyebabkan seseorang rentan terkena penyakit.
Munculnya angin ini akibat adanya gerakan udara naik ke pegunungan dan terjadi kondensasi hingga terbentuk awan.
Nah, gumpalan awan akan menjadi hujan hanya pada salah satu sisi gunung saja.
Agar lebih jelas, mari simak proses terjadinya angin fohn yang bawa udara kering dan panas.
Proses Terjadinya Angin Fohn
Angin fohn terjadi dengan diawali dari udara dingin yang bergerak menaiki lereng gunung.
Baca Juga: Unik, di Antartika Juga Ada Fenomena Alam Fatamorgana, Ini Penjelasannya
Pada ketinggian tertentu, uap air akan mengalami kondensasi hingga terbentuk hujan orografis.
Setelah melewati puncak gunung atau bukit, angin akan kembali bergerak turun dari lereng.
Nah, pada proses menurunnya angin akan mengalami pemanasan adiabatik.
Akibat udara sudah banyak kehilangan uap air, maka laju pemanasan akan lebih tinggi sehingga udara yang dibawa angin jadi panas dan kering.
Nah, angin panas itulah yang disebut dengan angin fohn.
Seperti disebut sebelumnya, angin fohn akan memberikan efek yang buruk bagian makhluk hidup.
Lebih jelasnya, mari simak penjelasan berikut ini tentang dampak angin fohn.
Dampak dari Angin Fohn
Angin fohn memiliki suhu yang tinggi hingga bisa menghancurkan salju di lereng gunung.
Sehingga beberapa orang memberikan julukan angin ini dengan snow eater atau pemakan salju.
Pada alam, angin ini berdampak merusak hasil pertanian di area lereng gunung.
Baca Juga: Fenomena Alam Solstis Matahari Diperkirakan Terjadi pada Juni 2023, Apa itu?
Ada banyak jenis tanaman yang tidak tanah panas akan langsung rusak hingga mati saat terkena panasnya angin ini.
Bahkan angin fohn juga bisa mempengaruhi iklim lokal pada suatu wilayah.
Iklim lokal akan menjadi lebih hangat dan kering dibandingkan dengan wilayah lainnya.
Sedangkan efek pada manusia, angin fohn bisa menjadi penyebab banyak gangguan penyakit termasuk migraine.
Nah, itu beberapa penjelasan tentang fenomena alam angin fohn yang membawa udara panas dan kering.
----
Kuis! |
Berapa batas ketinggian angin yang naik ke gunung mengalami kondensasi? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR