Bobo.id - Setiap hari, kita tentu menghasilkan sampah dari barang yang digunakan atau sesuatu yang kita konsumsi.
Sampah-sampah yang terbuat dari beragam materi ini akan didaur ulang atau dibuang hingga terurai secara alami di tanah.
Tidak hanya di Bumi, manusia juga menghasilkan sampah ketika melakukan perjalanan ruang angkasa.
Di angkasa, para astronaut membawa bahan makanan dan alat-alat dari Bumi yang bisa menjadi sampah setelah digunakan.
Lantas, ke manakah para astronaut membuang semua sampah yang dihasilkannya saat berada di ruang angkasa?
Di Mana Tempat Pembuangannya?
Bersumber dari space.com, para astronaut di International Space Station (ISS), ruang penyimpanan sangatlah berharga dan terbatas untuk pembuangan sampah mereka.
Sebab, sampah yang berserakan dapat menimbulkan bahaya fisik dan biologis bagi kesehatan dan keselamatan para astronaut.
Kadang-kadang, sampah yang dihasilkan astronaut selama di ISS bisa mencapai 2 metrik ton.
Di ISS, para astronaut akan memasukkan sampah mereka ke dalam kantong sampah, lalu menyimpannya di ruang penyimpanan untuk dibawa kembali ke Bumi.
Harapannya, saat dibawa kembali oleh pesawat ruang angkasa, sampah akan ikut terbakar pada saat memasuki atmosfer Bumi.
Baca Juga: James Webb Melihat Potensi Kehidupan di Dua Planet Kerdil, Apa Buktinya?
Namun, selain dibawa kembali ke Bumi, para astronaut juga berupaya mencari cara untuk mengelola sampah tersebut.
Pengelolaan Sampah Astronaut
Menurut NASA, kunci dari semua masalah sampah ruang angkasa dapat diatasi dengan teknologi pengelolaan sampah yang benar.
Untuk itulah, banyak perusahaan yang bekerja sama dengan NASA untuk membuat prototipe pemadat dan sistem pengelolaan sampah.
Prototipe adalah model yang mula-mula (model asli) yang menjadi contoh.
Sebelumnya, para astronaut pernah merancang pemadat lelehan panas, yang mengambil air dari sampah untuk memadatkan sampah.
Kemudian sampah padat itu diubah menjadi gas metana yang dapat digunakan kembali sebagai bahan bakar roket.
NASA menyebutkan ada dua tahapan cara pengelolaan sampah yang dihasilkan oleh astronaut.
Pertama, NASA memilih perusahaan yang akan membuat konsep sistem pemadatan sampah, untuk mendapatkan model dan meninjau desain yang paling tepat dan aman.
Kedua, perusahaan tersebut akan membangun unit penerbangan khusus pemadat sampah yang dapat diuji di ISS.
Hingga kini, NASA terus mengembangkan teknologi untuk menemukan alat pemadat sampah astronaut yang sesuai dengan kebutuhan.
Baca Juga: Astronom Temukan 3 Bulan Baru di Neptunus dan Uranus, Apa Namanya?
Mengenal Jenis Sampah Antariksa
Bersumber dari pengamatan NASA, ada lebih dari 25.000 benda yang termasuk sampah antariksa dengan ukuran lebih dari 10 sentimeter.
Benda berdiameter antara 1 sampai 10 sentimeter diperkirakan berjumlah 500.000. Sedangkan partikel yang lebih besar dari 1 milimeter melebihi 100 juta.
Jadi, pada Januari 2022, jumlah material yang mengorbit Bumi diperkirakan sekitar lebih dari 9.000 metrik ton atau 9.000.000 kilogram.
Sampah antariksa ini beragam bentuknya, mulai dari satelit, roket rusak, pecahan material satelit atau roket yang aus, perkakas yang jatuh, sekrup, kabel, kamera, dan sebagainya.
Masing-masing puing sampah ini berputar mengelilingi Bumi, sehingga mungkin untuk bertabrakan dengan pesawat ruang angkasa atau satelit.
Faktanya, sampah ruang angkasa dapat bergerak dengan kecepatan sekitar lebih dari 25.000 kilometer per jam.
NASA menjelaskan, dengan kecepatan pergerakan sampah di ruang angkasa yang tinggi, maka besar kemungkinan menimbulkan risiko tabrakan.
----
Kuis! |
Seberapa banyak sampah yang bisa dihasilkan astronaut saat di angkasa? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | space.com |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR