Bersamaan dengan Hujan Meteor Lyrid
Menariknya lagi, bulan purnama yang muncul pada April ini bersamaan dengan puncak hujan meteor lyrid, lo.
Hujan meteor adalah fenomena yang terjadi ketika banyak meteoroid terbakar saat masuk atmosfer Bumi.
Batuan-batuan meteoroid ini berasal dari pecahan atau sisa komet yang mengorbit Matahari, lo.
Nah, hujan meteor Lyrid ini jadi salah satu hujan meteor tertua yang sudah diamati selama 2.700 tahun.
Hujan meteor Lyrid terjadi karena terbakarnya partikel komet C/1861 G1 Thatcher di atmosfer Bumi.
Hujan meteor ini dinamakan dengan hujan meteor Lyrid karena kenampakannya muncul dekat konstelasi Lyra.
Fenomena hujan meteor Lyrid diketahui mencapai puncaknya pada tanggal 22 sampai 23 April 2024.
Sementara itu, di Indonesia sendiri, puncak hujan meteor Lyrid ini berlangsung pada 23 April dini hari tadi.
Meski sudah tak lagi berada di fase puncak, hujan meteor tidak langsung menghilang, teman-teman.
Yap, sama seperti proses mulainya, proses hilangnya hujan meteor Lyrid juga berlangsung bertahap.
Baca Juga: Fenomena Alam Bulan Purnama Bisa Hasilkan Warna Berbeda, Ini Alasannya
Keren! Anak-anak Jenius Ciptakan Kota Ramah Lingkungan Lewat Game di National Coding Competition 2024
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR