Bobo.id - Halo, teman-teman! Kita baca bersama-sama cerpen anak Majalah Bobo berikut ini, yuk!
Lelaki Berkacamata Hitam
Cerita oleh: Veronica Widyastuti
“Wul, kamu belum bayar iuran buat beli kado ultah Dody," ujar Nina.
"Oh, iya!" Wulan merogoh uang di tasnya, dan memberikan semua pada Nina. "Eh, itu bisku! Aku duluan ya, Nin!"pamit Wulan.
"Tumben kamu naik bis? Hati-hati, ya, banyak copet!" ujar Nina sesaat sebelum Wulan naik ke bisnya. Memang baru kali ini Wulan naik bis sendirian. Hari ini ia tidak dijemput sebab sopirnya sakit. Ah, Wulan melihat ada dua kursi kosong bersebelahan. Ia pun duduk di situ. Seorang lelaki mengikutinya dan duduk di sampingnya.
Deg! Jantung Wulan berdetak kencang. Lelaki itu sangat menyeramkan. Berambut gondrong, bertopi, berjaket kulit, dan berkacamata hitam. Ada plester pula di pipinya. Dan tato naga di punggung tangannya. Wulan makin takut. Terbayang olehnya berita-berita tentang penodongan di bis kota.
"Ongkos.. .ongkos...!!" Wulan kaget. Dia merogoh-rogoh tasnya.
"Aduuuh, di mana, sih, uangku?" batin Wulan. Astaga! Tadi ia telah memberikan semua uangnya pada Nina untuk beli kado ultah Dody. Wulan lupa kalau ia harus naik bis. Keringat dingin mulai keluar di tubuh Wulan, sementara Pak Kondektur sudah mulai tak sabar.
"U...uang saya ke...ting...galan," kata Wulan terbata-bata.
"Ketinggalan gimana?" Kondektur itu mulai marah. "Enak saja, kamu! Nggak mau bayar, ya!" Tahu-tahu lelaki di samping Wulan mengeluarkan dua lembar uang seribuan.
Baca Juga: Cerpen Anak: Tong Gendut
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR