Bobo.id - Halo, teman-teman! Kita baca bersama-sama dongeng anak Majalah Bobo hari ini, yuk!
Hilangnya Sayap Kasuari
Oleh (Cerita Rakyat Irian Jaya, Sigit Wahyu)
Dulu, di jazirah Onim, Fak-Fak, Irian Jaya, burung Kasuari bisa terbang seperti burung-burung lain. Bahkan pada masa itu, burung Kasuari dikenal sebagai raja rimba.
Hampir seluruh sumber makanan bagi bangsa burung, baik yang ada di darat maupun di pepohonan semua dikuasainya. Karenanya Kasuari menjadi sombong dan serakah.
Tetapi, yang lebih menyakitkan hati burung-burung lain , Kasuari sering menutupi pepohonan yang lebat buahnya dengan sayapnya yang lebar. Akibatnya, burung-burung lain tidak bisa ikut menikmatinya.
Suatu hari, ia mengguncang-guncangkan pohon buah-buahan sehingga buahnya banyak yang jatuh. Namun, ketika burung-burung lain berebut memungutnya, Kasuari segera mengusirnya. "Enyah, kau! Pencuri!"
Ulah Kasuari yang semena-mena itu membuat burung-burung lain cemas. Bila hal itu dibiarkan, burung-burung lain akan kelaparan. Atas keberanian burung Wapur (merpati hutan) semua burung yang tinggal di hutan mengadakan rapat.
Pagi itu, semua burung penghuni hutan itu berkumpul. Mereka berupaya untuk memberikan pelajaran pada Kasuari yang congkak dan serakah.
Setelah berunding, burung Wapur yang akan bertindak. Ia bahkan rela menjadi korban, kalau memang harus terjadi. Wapur menantang Kasuari untuk mengadu kemampuan terbang di udara. Tetapi, sebelum pertandingan dimulai, masing-masing pihak harus memberikan kesempatan untuk mematahkan sayap lawannya.
Kelinci bertugas mengantar surat tantangan itu untuk Raja Belantara. Wajah Kasuari marah, ketika membaca surat itu. "Baik, saya akan datang!" kata Kasuari dengan congkak. "Jangan lupa! Umumkan pada semua penonton, siapapun yang jadi lawanku akan kuremukkan tulang-tulangnya."
Baca Juga: Dongeng Anak: Naga Yang Menelan Matahari
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR