"Tapi rasanya pusing sekali, Bui" bantah Itok.
Ibu menatap Itok dengan curiga. Namun akhirnya ia berkata, "Ya sudah. Kalau sakit, tidak usah masuk sekolah dulu. Nanti Ibu buatkan surat izin. Sekarang istirahat saja. Kalau sampai nanti sore tidak sembuh, kita ke dokter."
Yes! Itok bersorak dalam hati. Masalah selesai. Hanya dengan sedikit bersandiwara, ia terbebas dari hukuman Pak Seno.
Ternyata asyik juga bisa bolos sekolah. Seharian itu Itok menghabiskan waktu dengan tiduran. Kalau ibunya sedang tidak ada, diam-diam Itok melanjutkan membaca komiknya.
Sorenya Itok masih berbaring di tempat tidur ketika didengarnya suara Hanan, sepupunya, sedang bercakap di luar dengan ibunya.
"lya, Bu'de. Saya mau ngajak Mas Itok renang bareng temanteman. Habis itu kami mau makan-makan. Saya yang traktir. Kemarin kan saya ulang tahun," kata Hanan.
"Wah, asyik sekali! Selamat ulang tahun ya! Tapi, sayangnya Mas Itok baru sakit. Jadi nggak bisa ikut," Itok mendengar jawaban ibunya.
Wow, renang bersama Hanan dan teman-teman? Habis itu makan-makan? Seru juga nih! Batin Itok. Ia bergegas keluar dari kamarnya.
“Ada apa?" tanya Itok pura-pura lemas.
Hanan menoleh. "Eh, Mas Itok. Tadinya aku mau ngajak Mas Itok renang bareng teman-teman. Terus kita makan bakso bareng, aku yang bayar. Tapi, kata Bu'de, Mas Itok lagi sakit. Nggak jadi den!"
"lya. Tadi memang sakit, tapi sekarang sudah sembuh kok," jawab Itok cepat.
Baca Juga: Cerpen Anak: Rambut Nenek
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR