Sebenarnya, bagian abstrak ini tidak wajib ada di dalam cerita fiksi, namun untuk memudahkan pembaca masuk ke dalam cerita, pengarang sering membubuhkannya.
Bagian setelah abstrak disebut orientasi, berisi mengenai penjelasan tentang tokoh atau karakter utama dalam cerita.
Pengarang juga dapat menambahkan pengenalan tokoh pembantu, latar tempat dan kondisi yang terjadi di dalam cerita tersebut.
Bagian selanjutnya adalah komplikasi atau juga sering disebut konflik.
Pada bagian ini, pengarang akan memunculkan masalah yang dihadapi oleh karakter utama dan kaitannya dengan tokoh lain.
Tidak jarang akan ditemukan beragam pertentangan hingga konflik di antara tokoh-tokoh dalam cerita.
Selanjutnya, ada struktur yang disebut sebagai evaluasi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, evaluasi adalah penilaian. Sementara dalam struktur cerita, evaluasi yaitu proses pemecahan masalah.
Pada konteks ini, tokoh utama atau tokoh pembantu akan berusaha menemukan solusi dari konflik yang terjadi, sehingga permasalahan dapat diatasi.
Struktur yang terakhir yaitu resolusi, yang berarti proses penyelesaian masalah dan perubahan kondisi cerita setelah konflik selesai.
Ini bisa berupa akhir dari cerita, yang dapat menggunakan akhir bahagia atau sedih.
Baca Juga: Adakah Hewan yang Dikenal sebagai Pemangsa Burung? Ini Faktanya
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR