Bobo.id - Final Europa League sebentar lagi akan dimulai. Kedua tim yang melaju ke final sudah siap untuk bertanding demi mendapatkan kesempatan kedua untuk masuk Liga Champions musim depan.
Musim ini, final Europa League akan dimainkan dalam partai "All England". Kedua belah tim, yaitu Manchester United dan Tottenham Hotspur sama-sama berasal dari Inggris, mengulang lagi seperti partai final 2019, di mana Chelsea dan Arsenal saling bertemu di final Europa League.
Pertandingan ini nantinya akan dijadikan ajang kesempatan terakhir bagi kedua tim ini untuk mendapatkan tiket ke Liga Champions. Pasalnya, kedua tim ini sangat terpuruk jika melihat performa dan posisi mereka di Liga.
Pada saat penulisan artikel ini, Manchester United menempati posisi ke-16 di klasemen Premier League. Tottenham bahkan lebih buruk, sebab The Liliywhites saat ini menempati posisi ke-17 di klasemen.
Pelatih Tottenham, Ange Postecoglu sedang dalam ancaman posisi pelatih yang sedang ia jalani saat ini. Menjadi juara Europa League juga belum tentu dapat menyelamatkan posisinya dalam menjadi pelatih Spurs musim depan.
Spurs musim ini di Premier League kebobolan sebanyak 61 gol. Postecoglu memang dikenal sebagai pelatih yang tidak terlalu memperhatikan sisi pertahahan dalam taktiknya, namun tetap saja rekor ini sangatlah buruk, dan posisi ini juga merupakan posisi yang sangat buruk.
Siapa yang menyangka bahwa Spurs saat ini hanya berada 1 posisi di atas zona degradasi. Catatan inilah yang membuat banyak penggemar Spurs yang kecewa berat dengan penampilan Postecoglu dalam melatih dan juga penampilan para pemain mereka.
Di sisi lain, Manchester United juga berada dalam posisi yang sama. Mereka bahkan harusnya lebih kecewa. Manchester United, klub raksasa yang begitu dominan pada masa Sir Alex Ferguson, yang memang menurun sejak kepergiannya, namun tidak pernah sampai pada titik ini.
Bagi penggemar United, posisi ke-7 pada masa David Moyes pada 2014 sudah sangat hina, dan musim lalu bersama Ten Hag juga jelek. Mereka tidak pernah menyangka bahwa musim ini mereka berada di posisi ke-16 di klasemen Premier League, sementara rival terberat mereka, Liverpool, berhasil menjuarai Premier League dengan mudah musim ini.
Ruben Amorim memang datang di saat Manchester United sedang mengalami goncangan hebat. Itulah yang membuat mengapa penampilan mereka bisa sampai begini, namun saat di Europa League, hal itu berbeda 180 derajat.
Di Europa League, Manchester United sama sekali belum pernah merasakan kekalahan sama sekali. Mereka bahkan melakukan comeback memukau saat melawan Lyon di Quarter Final, dan berhasil membilas Athletic Bilbao dengan skor agregat 7-1 pada babak semifinal untuk merebut tiket main di final Europa League ini.
Baca Juga: Apa Itu Liga Petani, Sebuah Fakta yang Terjadi di Sepak Bola Modern
Penulis | : | Gabriel Stanza |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR