Bobo.ID - Teman-teman, siapa di sini yang suka mendengar cerita masa kecil kakek dan nenek? Atau pernah main bareng sampai lupa waktu? Wah, seru banget, ya! Itulah yang jadi tema webinar Bobo Learning Day pada Kamis (3/7/2025).
Acara ini mengangkat tema "Bercerita Bersama: Menulis Cerita yang Menarik tentang Kakek, Nenek, dan Cucu".
Dalam acara yang diadakan lewat Zoom ini, ada sekitar 250 peserta yang hadir, mulai dari anak-anak, orang tua, sampai kakek-nenek.
Teman-teman belajar banyak hal dari Kak Didi Kaspi Kasim, Pemimpin Redaksi National Geographic Indonesia.
Kak Didi bercerita bahwa masa kecilnya di Medan dipenuhi dengan kenangan indah. Ia tinggal di sebuah rumah panggung yang dikelilingi oleh hamparan sawah dan sering menghabiskan waktu mendengarkan dongeng dari kakeknya.
“Cerita itu punya kekuatan besar. Ia jadi kompas hidup dan menuntun kita jadi pribadi yang lebih bijak,” ujar Kak Didi.
Baca Juga: Kenali Banyak Tokoh dengan Membaca Teks Biografi, Materi Kelas 6 SD
Menurut Kak Didi, cerita yang bagus tidak harus tentang sesuatu yang luar biasa. Hal kecil, seperti kue gosong atau sepatu bolong, bisa jadi cerita menarik kalau teman-teman mau mendengar dengan hati.
Kak Didi juga berbagi tips supaya teman-teman bisa menulis cerita yang berkesan.
Sebelum bisa menulis, teman-teman harus belajar mendengarkan dengan teliti. Karena dari mendengar, kita bisa menangkap momen-momen kecil yang istimewa.
Imajinasi bisa membuat cerita lebih hidup. Misalnya, membayangkan kakek seperti pahlawan super saat bertani di bawah terik matahari.
Cerita yang bagus adalah cerita yang membuat pembacanya ikut senang, terharu, atau kagum.
Kak Didi mencontohkan, di National Geographic Indonesia, cerita yang paling banyak dibaca justru tentang kegagalan mendaki gunung, bukan keberhasilannya. Artinya, cerita sederhana pun bisa menginspirasi.
Selain berbagi cara membuat cerita yang menarik, sesi webinar juga semakin seru dengan kuis interaktif. Teman-teman yang hadir ditantang menjawab pertanyaan seputar kakek dan nenek.
Lalu, teman-teman yang hadir juga diberi tantangan membuat satu kalimat cerita dari kata kunci yang diambil dari percakapan dengan keluarga.
Ada yang menulis tentang sepeda tua, ada juga yang bercerita tentang kucing kesayangan kakek yang kini tinggal dalam kenangan. Semua cerita punya rasa yang tulus.
“Menulis itu bukan cuma buat orang lain, tapi juga cara kita mengenal diri sendiri,” kata Kak Didi.
Di akhir acara, Kak Amelia dari Ashoka mengingatkan tentang lomba cerpen Generasi Bertutur. Buat teman-teman yang belum tahu, berikut informasi lengkapnya.
Baca Juga: Ternyata Begini Cara Membaca Sekilas 'Skimming', Materi Kelas 5 SD
Lomba ini diadakan gratis dan tidak dipungut biaya apa pun. Batas pengiriman cerita ditutup pada 20 Agustus 2025. Cerita terpilih akan dimuat di Majalah Bobo dan berkesempatan mendapatkan hadiah menarik.
Selain belajar menulis, webinar ini juga menumbuhkan rasa saling menghargai antar generasi.
Menurut survei, banyak anak-anak sekarang jarang berinteraksi dengan kakek dan nenek karena kesibukan atau gadget.
Padahal, kebersamaan dengan keluarga bisa membuat kita lebih bahagia dan lebih peka pada sekitar.
Makanya, Kak Amelia mengajak teman-teman untuk lebih sering berbincang.
“Ceritakan pada kakek dan nenek apa yang kalian sukai, lalu dengarkan juga kisah mereka. Dari situ, kalian bisa menemukan banyak ide cerita,” ujarnya.
Yuk, teman-teman, mulai sekarang, luangkan waktu sebentar untuk mengobrol dengan kakek dan nenek. Siapa tahu, cerita sederhana mereka bisa jadi tulisan yang menginspirasi banyak orang.
Jangan lupa kirim ceritamu ke lomba cerpen Generasi Bertutur. Karena setiap cerita, sekecil apa pun, layak didengar dan disimpan selamanya!
Penulis | : | Yasmin FE |
Editor | : | Yussy Maulia |
KOMENTAR