Bobo.id - Teman-teman, tahukah kamu bahwa jarak Bumi dan Matahari tidak selalu sama setiap satu kali putaran tetap?
Ini terjadi karena Bumi berada pada orbit elips.
Saat planet kita berada di posisi terdekat dengan Matahari, kecepatan gerakan planet dan gaya gravitasinya akan tegak lurus.
Kemudian, planet akan terus bergerak menjauhi Matahari dalam orbit elips, sampai pada titik terjauhnya.
Di titik itu, planet bergerak dalam kecepatan paling lambat. Planet kemudian ditarik ke dalam oleh Matahari.
Bersumber dari pengamatan para ilmuwan, Bumi berada pada titik terjauhnya dari Matahari tanggal 3 Juli kemarin.
Adakah dampaknya bagi planet Bumi?
Yuk, cari tahu!
Dampak Fenomena Aphelion
Kondisi ketika Bumi berada pada titik terjauhnya dari Matahari dikenal dengan nama fenomena Aphelion.
Rata-rata jarak Bumi ke Matahari mencapai 150 juta kilometer jauhnya.
Baca Juga: Bahaya! Mulai Sekarang Jangan Buang 6 Benda Tak Terpakai Ini Sembarangan
Saat aphelion terjadi, Bumi berada pada jarak maksimumnya dari Matahari, yaitu sekitar 152 juta kilometer sampai sekitar 5 juta kilometer.
Bersumber dari space.com, adanya aphelion ternyata dapat membuat Matahari tampak 6,55 persen lebih redup daripada sinarnya pada bulan Januari.
Apakah ini juga memengaruhi kondisi suhu lingkungan di permukaan Bumi?
Menurut penjelasan BMKG, aphelion tidak memengaruhi fenomena atmosfer atau cuaca di permukaan Bumi.
Jika akhir-akhir ini suhu lingkungan terasa lebih dingin, alasannya karena bulan Juli merupakan awal musim kemarau, teman-teman.
Pada bulan Juli, wilayah Australia berada dalam periode musim dingin, sehingga pergerakan massa udara dari Australia bergerak menuju Indonesia.
Massa udara ini kemudian melewati perairan Samudra Indonesia yang juga bersuhu dingin, sehingga beberapa wilayah di bagian selatan khatulistiwa terasa lebih dingin.
Cuaca atmoster Bumi disebabkan oleh kemiringan sumbu Bumi sebesar 23,5 derajat.
Kemiringan ini menentukan apakah sinar Matahari menyinari kita pada sudut rendah atau lebih langsung.
Perjalanan Cahaya Matahari
Cahaya Matahari bergerak melalui ruang angkasa dengan kecepatan sekitar 99.792 kilometer per detik.
Baca Juga: 3 Fenomena Alam yang Diprediksi Akan Terjadi Bulan Juli 2025
Berdasarkan jarak dan kecepatan pancaran sinar Matahari, kita dapat mengetahui waktu yang dibutuhkan cahaya untuk sampai ke permukaan Bumi.
Faktanya, cahaya matahari membutuhkan sekitar 8 menit untuk sampai ke permukaan Bumi.
Adapun waktu tersebut lebih cepat daripada waktu sampainya sinar bintang yang paling dekat dengan Bumi.
Tahukah kamu, bahwa bagian terpanas Matahari adalah intinya yang memiliki suhu 15 juta derajat Celcius?
Akibat adanya lapisan atmosfer Bumi, sinar matahari dapat sampai ke Bumi dengan suhu yang cocok untuk kehidupan.
Semakin tinggi intensitas cahaya matahari, maka semakin tinggi pula suhu permukaan Bumi.
Rata-rata suhu permukaan Bumi mencapai 57 derajat Fahrenheit. Bila tidak ada atmosfer, suhu permukaan Bumi bisa mencapai 0 derajat Fahrenheit.
----
Kuis! |
Apa dampak orbit elips planet Bumi? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Source | : | BMKG,space.com |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR