Paman Kikuk , Husin, dan Asta sedang jalan-jalan. Mereka melewati Gedung Teater Modem. "Wan, megah sekali gedungnya!" puji Husin. Di situ terbentang sebuah spanduk besar.
KUSSUSANI
PL1
"Ayo, kita nonton, Sin! Pertunjufckannya 2 jam lagi," ajak Paman Kikuk. Tentu saja Husin mau. Sambil menunggu loket buka, mereka menunggu di halaman teater. Asta asyik bermain.
KUSSUSANI
PL1
Tiba-tiba Paman Kikuk melihat makhluk aneh. la mengendap-endap di samping gedung. "Makhluk planet betulan! Apa dia mau menculik manusia!" pikir Paman Kikuk panik.
KUSSUSANI
PL1
"Pak, pinjam karungnya, ya!" Paman Kikuk menghampiri penjual es kelapa. Penjual itu memberikan karungnya dengan wajah heran. Paman Kikuk kini menghampiri makhluk tadi.
KUSSUSANI
PL1
BLUP! "Aha, kena kau!" seru Paman Kikuk. Makhluk itu kini tertangkap di dalam karung. Namun, "Tolooong... " Oh, makhluk itu bisa berbahasa manusia? Paman Kikuk heran.
KUSSUSANI
PL1
"Pak,- itu pemain drama Planet yang Hilang!" ujar penjual es kelapa. "Hah!" Paman Kikuk kaget. Husin cepat-cepat membantu pria itu keluar. "Huh, keterlaluan!" gerutunya.
KUSSUSANI
PL1
"Ma...maaf! Habis, gerakanmu mencurigakan sih! Mengendap-endap..." ujar Paman Kikuk. "Aku sedang mencari antena topiku yang copot!" ujarnya. "Guk guk!" Oh, Asta membawa sesuatu.
KUSSUSANI
PL1
"Aah, terima kasih. Hmm, kau nanti boleh nonton. Asal jangan berisikya!" ujar pria itu. "Guk guk!" senangnya Asta. Ow, Paman Kikuk, Husin, dan penjual es kelapa juga dapat tiket gratis.(Vanda Parengkuan/Dok.Bobo; Rudy/Dok.Bobo.)
Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
15 Dampak Positif Globalisasi bagi Kesenian Daerah, Materi Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka
KOMENTAR