Oki , Nirmala , dan Hans sedang berkemah di hutan. Hans memasang kemahnya yang besar. Dan tak jauh dari situ, Oki dan Nirmala memasang kemah-kemah kecil mereka.
KUSSUSANI
TP1
“Fuihh…, lelah juga ya!” ujar Hans. “Pasti enak kalau kita minum teh panas!” usul Nirmala.
“Wah, ide bagus, Nir!” ujar Hans sambil mengeluarkan ketelnya.
KUSSUSANI
TP1
Hans segera membuat api, dan memasak air di ketel. Sambil menunggu air mendidih, mereka bercakap bersama. Saat itu Hans melihat seorang manusia awan.
KUSSUSANI
TP1
“Hai, ayo turun. Minum teh dulu bersama kami,” ajak Hans. “Wow, terima kasih! Kebetulan udara di sini cukup dingin!” seru manusia awan gembira. Ia pun menurunkan awannya.
KUSSUSANI
TP1
Manusia awan ikut asyik bercakap. Tiba-tiba angin bertiup kencang. WHUSSHH… “Toloong, awanku terbawa angin! Aku lupa mengikatnya di pohon!” seru manusia awan.
KUSSUSANI
TP1
Tiba-tiba, BIIIIP… Ow, air di ketel sudah mendidih. Uap air keluar dari moncong ketel. “Ah, akan kubuatkan awan baru untukmu!” ujar Nirmala, lalu mengayunkan tongkatnya.
KUSSUSANI
TP1
“Sim salabim!” tongkat diarahkan ke uap air. “Wah, uap air menjadi segumpal awan! Terima kasih, Nir!” seru manusia awan gembira. Hans lalu membuatkan teh untuk mereka.
KUSSUSANI
TP1
8. Dengan hati-hati Hans menuang teh di cangkir-cangkir kecil dan di cangkirnya. Manusia awan khawatir awannya hilang lagi. Ia pun menikmati teh panasnya di atas awan.(Cerita : Vanda Parengkuan/Dok. Bobo; Gambar: Iwan Darmawan/Dok. Bobo)
Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Majalah Bobo Edisi 34 Terbit Hari Ini, yuk, Menghargai Pendapat Orang lain!
KOMENTAR