Kemacetan jalan sudah terjadi sejak zaman dulu di Kota London. Bedanya, kemacetan jalan pada saat itu disebabkan oleh kereta kuda dan pejalan kaki.
Dulu
Kemaceta tersebut membuat Pak John Peake Knight, manajer kereta api di Inggris, mengusulkan penggunaan kode semapur untuk mengatur lalu lintas di jalan raya. Metode semapur ini hanya menggunakan dua tanda, yakni “Stop” dan “Go”.
Dua tanda itu akan diterangi oleh lampu gas yang dioperasikan oleh seorang polisi di sekitar tanda semapur itu berada. Metode itupun dilakukan pada 9 Desember 1868, di persimpangan Bridge Street dan Great George Street di wilayah Westminster, London.
Satu bulan setelah diterapkan, terjadi kebocoran gas yang menyebabkan lampu meledak. Ledakan itu mengenai wajah polisi yang menjaga lampu. Karena kejadian itu, metode semapur pun dianggap berbahaya bagi kesehatan masyarakat dan akhirnya dicabut.
Meski ada kejadian mengerikan, beberapa orang terus berusaha menemukan alat pengatur lalu lintas yang lebih aman. Seiiring berjalannya waktu, lampu lalu lintas pun terus berkembang dan ada di setiap persimpangan. Kira-kira... bagaimana keadaan lampu lalu lintas di masa depan?
Saat ini perkembangan lampu lalu lintas sudah sangat pesat. Bahkan, beberapa lampu lalu lintas sudah bisa melihat keadaan lalu lintas di sekitarnya. Hal itu tentu sangat membantu para pengguna jalan raya. Di masa depan, lampu lalu lintas mungkin akan lebih canggih lagi.
Hal di atas mungkin saja terjadi. Tetapi, para peneliti di MIT Senseable City Lab punya pendapat lain. Menurut jurnal yang mereka terbitkan, di masa depan lampu lalu lintas akan hilang, karena di masa depan akan ada mobil otomatis (tidak memerlukan supir).
Nah, mobil otomatis itu diperkirakan akan berkomunikasi dengan sesamanya di persimpangan. Jadi, saat melewati persimpangan, mobil otomatis itu tidak akan berhenti, mereka hanya akan mengatur kecepatan dan jarak aman agar tidak bertabrakan dengan sesamanya. Selain itu, mobil ini juga bisa dirancang untuk mengetahui keberadaan pejalan kaki dan pesepeda.
Wah... kira-kira hal itu benar-benar akan terjadi atau tidak, ya, Teman-teman? Bagaimana pendapatmu?
Sumber: nationalgeographic.co.id, Foto: pixabay.com
Penulis | : | willa widiana |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR