Paman Kikuk , Husin , dan Asta pergi ke pasar. Di pinggir jalan, mereka melihat penjual mainan. "Hihihi, boleh juga mainan ini..." gumam Paman Kikuk. la lalu membeli seekor laba-laba plastik.
KUSSUSANI
MP1
Dari pasar, mereka pergi ke rumah Bi Ndari. Diam-diam, Paman Kikuk meletakkan laba-laba plastik di dalam kulkas.
Lalu cepat-cepat duduk lagi di ruang tamu.
KUSSUSANI
MP1
"Ndari, tolong buatkan aku es sirop!" ujar Paman Kikuk. Bi Ndari segera mengambil gelas dan menuang sirop. Ketika membuka
kulkas, "AAA..." seekor laba-laba bergelayut di depannya.
KUSSUSANI
MP1
"Hahaha..." Paman Kikuk terbahak-bahak. "Paman, kasihan kan Bi Ndari!" tegur Husin. Karena marah, Bi Ndari tak mau
membuatkan es sirop. Paman Kikuk dan Husin akhimya pulang tanpa minum es sirop.
KUSSUSANI
MP1
Esok harinya, Paman Kikuk datang ke rumah Bi Ndari. "Aku mau minta maaf, Ndar!" ujamya menyesal. Hmm, untunglah Bi
Ndari mau memaafkannya. Dan mau membuatkan es sirop.
KUSSUSANI
MP1
Paman Kikuk dan Husin menunggu di teras. Tiba-tiba, Paman Kikuk melihat beberapa ekor ulat di tangan kursi. "Hihihi, Ndari
pasti mau balas dendam..." pikir Paman Kikuk.
KUSSUSANI
MP1
Paman Kikuk mengira ulat-ulat itu hanya mainan. la lalu menjejerkannya di tangannya. "Hehehe, aku tidak takut pada
mainanmu, Ndar!" ujar Paman Kikuk. "Tapi... itu... itu betulan..." ujar Bi ndari.
KUSSUSANI
MP1
Tiba-tiba, ulat-ulat itu mulai merayap di tangan Paman Kikuk. "Hiiiaaaa... ulat betulaaan..." Paman Kikuk mengibas ulat-ulat itu.
Lalu melompat-lompat karena tangannya mulai gatal. "Tuuu... jahil sih!" Bi Ndari menahan tawa.
(Cerita : Vanda Parengkuan/Dok. Bobo; Ilustrasi: Rudi/Dok. Bobo)
Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Cara Mudah Memindahkan Tabel dari Excel ke Word Agar Hasilnya Rapi dan Sama
KOMENTAR