“Aku tahu namamu dan kakakmu,” kata Jingga.
“Kami juga tahu namamu,” sela Septi.
“Jingga, kan?” Jingga mengangguk. Ia pun menyebut nama Puan, Arhan, dan dua anak yang baru didengarnya tadi.
“Kamu bisa main engklek nggak? Ayo, main!” ajak Septi.
“Eh, kamu tak punya pasangan.”
“Aku berhenti saja,” kata Arbi mengalah.
“Jingga bisa berpasangan dengan Arhan.”
Ketika anak-anak itu melangkah ke tempat permainan, terdengar panggilan dari atas balai. Mereka mendongak ke atas.
“Papa!” jerit Jingga. Ia berlari kembali ke tempat tangga. Kepada teman-temannya ia berucap, “Papa datang, aku pulang, ya! Besok saja aku ikut main.”
Anak-anak itu mengangguk. Beramai-ramai mereka memegangi tangga. Jingga mulai naik.
“Hati-hati!” Papa mengingatkan.
“Katamu tadi, kamu bisa ke Kebun Raya atau pantai Tahun Baru nanti. Ke pantai saja, yuk, bersama kami!” ajak Puan
Terbit Hari Ini, Mengenal Dongeng Seru dari Nusantara di Majalah Bobo Edisi 35, yuk!
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | YANTI |
KOMENTAR