Makan bajamba merupakan salah satu tradisi makan masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat. Makan bajamba adalah kegiatan makan secara bersama-sama.
Dibagi kelompok-kelompok
Makan bersama ini diikuti ratusan orang. Mereka dibagi dalam kelompok-kelompok berjumlah 5-7 orang. Tradisi yang juga dikenal dengan sebutan makan barapak ini biasanya dilakukan masyarakat Minangkabau pada hari-hari besar keagamaan, pesta atau upacara adat, dan hari penting lainnya.
Peserta kelompok akan duduk melingkar bersama-sama dan masing-masing mendapatkan nasi serta aneka jenis lauk pauk di atas sebuah wadah.
Sudah ada sejak abad ke-7
Tradisi Makan Bajamba atau Makan Barapak ini berasal dari Koto Gadang, Agam, Sumatra Barat dan sudah dimulai sejak abad ke-7, tepatnya ketika awal masuknya Islam ke Minangkabau. Karena itulah, tradisi ini juga berkaitan dengan ajaran Islam. Selain itu aturan-aturan penting yang terkandung di dalam tradisi Makan Bajamba juga dianggap sekaligus mengamalkan sunnah dari Rasulullah SAW.
Seiring berjalannya waktu, tradisi ini menyebar di kalangan masyarakat Minangkabau dan terus dilestarikan hingga sekarang. Meski tiap daerah di Sumatera Barat memiliki cara yang agak berbeda dalam makan bajamba, tetapi pada umumnya acara ini dibuka dengan pementasan aneka kesenian Minang, pembacaan doa, serta berbalas pantun.
Wadah yang digunakan
Karena akan menampung peserta dalam jumlah yang banyak, maka dalam tradisi makan bajamba ini biasanya tersedia piring-piring besar yang disebut talam. Ukuran diameter piring-piring ini bisa mencapai 50 sentimeter.
Jenis makanan yang dihidangkan
Ada banyak jenis panganan yang biasanya dihidangakan. Misalnya rendang, gulai babat, ayam, daging masak asam padeh, dan lain-lain. Setelah selesai dengan makanan utama, peserta makan bajamba juga akan melanjutkan dengan panganan pencuci mulut khas Sumatera Barat, seperti galamai dari Payakumbuh, wajik, aneka kue, buah, dan masih banyak lagi!
Di samping itu, cara penyusunan posisi makanan utama serta hidangan menutup di atas wadah/piring juga memiliki aturan tertentu yang tidak bisa dilewatkan begitu saja. Makanan-makanan ini pun harus dimakan sampai habis, lo.
Manfaatnya melatih diri berbagi
Tradisi unik ini punya beberapa manfaat misalnya melatih diri untuk berbagi dalam kebersamaan dan menghormati serta mendahulukan orang-orang yang lebih tua. Selain itu, ketika prosesi makan bajamba, diharapkan semua kalangan masyarakat dapat membaur dalam kebersamaan tanpa memandang status masing-masing.
Makan pun ada aturannya
Ada beberapa ketentuan penting yang harus dilaksanakan oleh peserta makan bajamba. Salah satu peraturan utama adalah tidak boleh mengambil makanan yang terhidang di hadapan mereka jika orang yang lebih tua belum mengambilnya.
Selain itu, ketika makan seseorang harus mengambil nasi serta lauk pauk dengan jumlah secukupnya menggunakan tangan kanan. Setelah itu, nasi dilemparkan ke mulut dalam jarak dekat. Sementara itu, tangan kiri berfungsi menambung makanan yang berceceran dari mulut.
Hal ini dilakukan agar tidak ada makanan yang jatuh ke dalam wadah dan tentunya juga untuk menghargai peserta lainnya. Selain cara makan, dalam tradisi makan bajamba juga ada peraturan mengenai posisi duduk.
Meski semuanya sama-sama duduk tegap dan melingkar di lantai, tetapi ada sedikit perbedaan di antara peserta laki-laki dan perempuan. Peserta laki-laki diharapkan duduk baselo atau bersila. Sedangkan para perempuan duduk dengan cara basimpuah atau bersimpuh.
Setelah selesai makan
Setelah kegiatan makan bajamba selesai, seluruh peserta akan mencuci tangan mereka secara bersama-sama, namun dengan imbauan untuk tetap mendahulukan yang lebih tua.
Terbit Hari Ini, Mengenal Dongeng Seru dari Nusantara di Majalah Bobo Edisi 35, yuk!
Penulis | : | Petronela Putri |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR