Indonesia itu kaya. Setuju? Yup! Indonesia punya tanah yang subur, Indonesia punya alam yang memesona, Indonesia juga kaya akan budaya. Seperti halnya 4 upacara adat berikut ini.
1. Tedhak Siten
Upacara adat yang pertama ini, berasal dari kebudayaan Jawa. Masyarakat Jawa menyebut tradisi ini dengan sebutan Tedhak Siten. Kata ‘Tedhak’ berarti menapakkan kaki, sedangkan ‘Siten’ berasal dari kata ‘Siti’ yang berarti bumi. Upacara ini dilakukan ketika seorang bayi berusia 7 bulan dan mulai belajar duduk dan berjalan. Maksud dari upacara adat ini, agar anak itu menjadi mandiri ketika dewasa nanti. Nah, pelengkapan yang biasanya dipakai untuk upacara adat ini, ada Jadah (Tetel), seperti tape uli yang disajikan ke dalam tujuh warna. Ada warna merah, putih, hitam, kuning, biru, jingga, dan ungu. Jadah itu disimbolkan sebagai kehidupan yang akan dijalankan nanti. Sedangkan, warna-warni Jadah menyimbolkan rintangan dan pilihan yang harus dilaluinya. O ya, warna-warni Jadah disusun mulai dari warna gelap ke warna terang. Selain Jadah, ada juga perlengkapan lainnya, seperti kurungan ayam, tangga yang terbuat dari pohon tebu, dan nasi tumpeng.
2. Sisingaan
Kalau upacara adat ini berasal dari Subang, Jawa Barat. Namanya Sisingaan atau Gotong Singa. Tradisi ini merupakan salah satu tradisi yang sudah ada sejak zaman Belanda. Kalau dulu, tradisi ini digunakan sebagai bentuk perlawanan kepada penjajah. Saat ini tradisi sisingaan digunakan untuk memeriahkan acara sunatan atau khitanan seorang anak laki-laki. Jadi, setelah anak laki-laki disunat, akan diarak dengan sepasang patung singa. Patung singa itu akan digotong dengan beberapa orang. Tak lupa, patung singa diberi dekorasi warna-warni dan juga diiringi dengan alunan musik tradisional.
3. Tradisi Metatah
Lain lagi dengan tradisi ini, kalau tradisi ini berasal dari pulau Bali. Namanya tradisi Metatah atau Mepandes yakni tradisi potong gigi. Tradisi potong gigi ini dilakukan oleh masyarakat Bali. Upacara ini ditujukkan kepada anak laki-laki dan perempuan yang beranjak dewasa (akil baliq). Tujuan dari tradisi ini adalah agar terhindar dari hal-hal negatif yang disebut dengan Sad Ripu. Tradisi potong gigi dilakukan dengan merapikan atau mengikir enam gigi rahang atas, 4 gigi seri dan 2 gigi taring. Tradisi potong gigi menyimbolkan seseorang yang beranjak dewasa, sebagai wujud bakti orangtua, dan juga melestarikan tradisi.
4. Pacoa Jara
Tradisi selanjutnya datang dari kabupaten Dompu, pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Namanya Pacoa Jara atau Pacuan Kuda. Kata ‘Pacoa Jara’ adalah istilah dari kabupaten Dompu. Tradisi ini dilakukan saat panen tiba, tujuannya sebagai ucapan rasa syukur. Yang unik dari Pacoa Jara adalah para penunggang kudanya. Soalnya yang menjadi joki adalah anak-anak berumur 6-12 tahun. Keren! Sejak umur 3 tahun, para joki cilik ini sudah berlatih menunggang kuda, lo.
Seruuu ya! Selain tetap menjaga nilai-nilai budaya, tradisi seperti di atas juga menarik para wisatawan, lo.
Ilustrasi : Ode*, Foto : creativecommons.org
Penulis | : | Marisa Febrilian |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR