Paman Kikuk dan Husin berlibur ke Solo. Mereka menginap di sebuah hotel antik di kota itu. “Sin, lihat gayaku. Keren, kan?” pamer Paman Kikuk.
KUSSUSANI
Turis Keren
“Ow, meneer Kikuk mau ke mana?” canda Husin. “Jangan meledek, Sin. Di kota budaya, ekspresi seperti ini dihargai. Yang penting tidak melanggar norma susila,” kilah Paman Kikuk.
KUSSUSANI
Turis Keren
Paman Kikuk dan Husin berkeliling kota. Mereka mengunjungi Keraton Surakarta, Istana Mangkunegaran, berfoto-foto di Balai Kambang, dan berbelanja batik di Pasar Klewer.
KUSSUSANI
Turis Keren
“Ssst... Sin, dari tadi, aku jadi pusat perhatian orang-orang, deh. Orang Solo ini tahu saja kalau ada turis keren... hehehe...,” ujar Paman Kikuk. “Oke, deh, Pamaaan... atur ajaaa...,” timpal Husin.
KUSSUSANI
Turis Keren
“Sin, kita naik kereta uap, yuk. Kebetulan, kereta wisata sedang ada paket sore hari, nih,” ajak Paman Kikuk. Mereka berdua pun bergegas ke Stasiun Purwosari, tempat kereta wisata berada.
KUSSUSANI
Turis Keren
“Kalau naik kereta seperti ini, rasanya aku seperti kembali ke zaman dulu. Cocok banget dengan kostumku, kan, Sin?” kata Paman Kikuk. “Iya, deeh...,” jawab Husin.
KUSSUSANI
Turis Keren
Paman Kikuk mulai bertingkah. Dia modar-mandir penuh gaya. Bahkan dia minta izin masuk lokomotif dan bertanya ini itu pada masinis. Lalu, melambai-lambaikan topinya kepada orang-orang seolah dia artis terkenal.
KUSSUSANI
Turis Keren
Ketika turun, orang-orang memperhatikan Paman Kikuk sambil tersenyum geli. Paman Kikuk semakin merasa keren. Lagaknya semakin menjadi-jadi. “Pamaannn...,” geram Husin menahan malu. Tahu kenapa? (Cerita:Joko SP./Ilustrasi: Sabariman R)
KOMENTAR