Bobo.id - Hampir semua perayaan ulang tahun di dunia mengadakan acara tiup lilin. Tahukah teman-teman kalau ternyata kebiasaan seperti ini sudah terjadi sejak dulu?
Yuk, kita simak bagaimana sejarahnya!
Kapan Tradisi Tiup Lilin Dimulai?
Tradisi atau kebiasaan lilin ada di kue ulang tahun sudah ada sejak zaman Yunani kuno bahkan sampai sekarang kebanyakan orang mengikutinya sebagai kebiasaan saat berulang tahun.
Menurut sejarah, menyalakan lilin adalah cara khusus untuk mengucapkan terima kasih kepada Artemis, yaitu dewi bulan orang Yunani.
Kue yang dipakai berbentuk bulat yang melambangkan bulan, kemudian mereka menambahkan lilin di atasnya untuk menggambarkan sinar atau cahaya bulan.
Bagi masyarakat Yunani kuno, ketika mereka berulang tahun, menyalakan lilin, dan kemudian meniupnya adalah bagian dari keagamaan mereka. Lilin diibaratkan sebagai ‘cahaya kehidupan’.
Lalu, kebiasaan mengucapkan doa sebelum meniup lilinpun sudah dilakukan sejak dulu.
Mereka berpikir ketika doa diucapkan kemudian lilin ditiup, asap yang mengambang dan terbang ke udara dapat dipercaya mengantarkan doa-doa tersebut ke dewi Artemis.
Bahkan, dulu mereka tidak melakukannya hanya pada saat berulang tahun. Tetapi mereka juga melakukan ritual atau kebiasaan mengucapkan doa serta meniup lilin ketika menginginkan sesuatu dan berharap untuk dikabulkan.
Saat Sakit Sebaiknya Jangan Tiup Lilin, Kenapa?
Tradisi tiup lilin pun masih dilakukan hingga kini, bahkan hampir seluruh orang di dunia yang sedang berulang tahun melakukannya.
Tetapi di masa sekarang memang kebanyakan melakukannya tanpa tahu bagaimana sejarah yang sesungguhnya.
Di zaman yang semakin berkembang, hasil penelitian mengatakan bahwa meniup lilin di atas kue ulang tahun dapat menyebarkan bakteri atau kuman penyakit ke seluruh kue.
Meniup lilin boleh-boleh saja dilakukan, tetapi ketika yang berulang tahun sedang sakit, sebaiknya hindari tradisi ini, ya.
Mungkin cukup dengan memotong kue dan menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Ini dilakukan untuk menghindari penyebaran virus flu atau penyakit lain yang menular.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR