“Aduh capeknya! Aku sudah keliling-keliling pertokoan sama Mita cari kado untuk Yanti. Habis, maunya kado yang bagus tapi murah. Ma, Mama masak apa? Ririn lapar, nih!" celoteh Ririn.
Mama tersenyum. Bila Ririn tak ada di rumah, pasti suasana sangat sunyi. Tetapi, bila Ririn ada, ramainya bukan main!
"Ada lontong, ada sate, sayur lodeh, kerupuk, dan sambal!" jawab Mama. Kontan Ririn merengut.
"Yaaaah, Ririn tidak selera. Ririn beli mi godok saja, ya, Ma?" kata Ririn.
"Terserahlah," kata Mama. Dan Ririn pun segera menyuruh Mbok Isah membeli mi godok di ujung jalan.
Setelah Mbok Isah datang kembali, Ririn pun makan. Mbok Isah duduk di lantai dekat ruang makan. la sedang menulis sesuatu di buku tulis. Ia sudah tamat kursus buta huruf di RT. Ibu-ibu PKK yang mengajarkan. Jadi Mbok Isah sudah bisa membaca dan menulis.
"Mbok, hari ini mi godoknya tidak enak! Mbok tulis apa, sih? Kok, asyik sekali?" tanya Ririn.
Mbok Isah menutup bukunya.
"Ah, enggak tulis apa-apa," jawab Mbok Isah.
"Tulis surat sama pacar, ya?" goda Ririn.
"Aaah, tidak. Mbok Isah sudah tua. Masa tulis surat sama pacar? Mbok tulis... ah, sudahlah, Non Ririn tak perlu tahu. Makan saja minya sana!" jawab Mbok Isah.
"Mbok Isah mau main rahasia-rahasiaan, ya? Awas! Janti Ririn marah, baru tahu rasa!" ancam Ririn. Mi di mangkoknya hampir habis.
"Bukan! Bukan rahasia. Kalau Non Ririn lihat, nanti malah marah sama Mbok Isah!" jawab Mbok Isah.
"Kalau begitu Ririn harus tahu. Kasih lihat, ya, Mbok? Ririn janji tidak akan marah sama Mbok!" kata Ririn dengan semangat. Dan ia menghabiskan minya cepat-cepat.
Sementara Mbok Isah mencuci mangkok bekas makan Ririn, Ririn melihat tulisan di buku tulis Mbok Isah. Tulisannya lumayan bagus. Namun Ririn kurang mengerti maksudnya. Habis cuma daftar seperti ini:
1. Cuci daging
2. Iris daging
3. Bumbui daging
4. Tusuk
5. Panggang
6. Potong sayur
7. Peras santan
8. Buat bumbu lodeh
9. Masak
10. Sobek daun
11. Lap daun
12. Cuci beras
13. Bungkus lontong
14. Rebus lontong
15. Goreng kerupuk
16. Tumbuk sambal
"Mbok Isah! Mbooook, sini Mbooook! Ririn kurang mengerti!" jerit Ririn.
"Mbok Isah tulis apa, sih? Siapa yang suruh?" tanya Ririns
Mbok Isah tersenyum dan mengambil buku tulisnya dari Ririn.
"Tak ada yang suruh. Kata ibu-ibu PKK, kan Mbok harus sering latihan membaca dan menulis supaya tidak lupa. Ya, Mbok tulis saja apa yang dikerjakan Mama untuk menyiapkan makanan untuk keluarga. Tidak tahunya, kalau ditulis dan diberi nomor jadi panjang juga, ya? Eh, sudah repot-repot memasak, tahu-tahu Non Ririn malah minta dibelikan mi godok," begitu Mbok Isah menjelaskan dengan wajah polos.
Ririn terdiam. Terbayang olehnya kerepotan Mama menyiapkan hidangan untuk keluarga. Berapa banyak waktu yang digunakan? Mungkin juga sama capeknya seperti tadi Ririn keliling-keliling pusat pertokoan. Wah, Ririn merasa bersalah.
Lekas-lekas Ririn mencari Mama.
"Ma! Maaf, ya, tadi Ririn beli mi godok. Nanti malam Ririn makan masakan Mama, deh. Mama sudah kerjakan 16 macam pekerjaan untuk menyiapkan hidangan untuk keluarga," kata Ririn.
"Ririn omong apa sih? 16 macam pekerjaan?" Mama balas bertanya.
Kemudian Ririn menjelaskan mengenai tulisan Mbok Isah. Mama meggeleng-gelengkan kepala, tertawa geli.
Berkat tulisan Mbok Isah, Ririn menyadari bahwa banyak yang harus dikerjakan seorang ibu untuk menyiapkan hidangan bagi keluarganya. Dan itu patut dihargai. Kamu setuju, bukan?
Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Widya Suwarna.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR