Coreng disuruh Emak pergi ke pasar. “Tomat, garam, susu, gula…,” Emak menyebutkan barang-barang yang harus dibeli, sementara Coreng mencatat. “Kok, banyak sekali? Aku tidak kuat membawanya nanti,” protes Coreng. “Ajak saja Bobo,” saran Emak.
Coreng menghampiri Bobo di kamarnya. “Bo, ayo temani aku ke pasar.” Bobo menoleh. “Wah, tidak bisa. PR-ku banyak sekali hari ini,” sahut Bobo. Coreng berjalan keluar rumah dengan kesal. Hampir saja dia menabrak Paman Gembul yang baru datang.
“Mau kemana? Kenapa kok cemberut?” tanya Paman Gembul. “Aku disuruh Emak berbelanja banyak di pasar, tapi Bobo tak bisa menemani.” Hmmm… Ke pasar… Di pasar itu kan banyak makanan. Pikir Paman Gembul.
“Biar Paman yang menemani. Paman bantu membawakan barang belanjaan,” usul Paman Gembul. Coreng gembira sekali. Biar saja Coreng sibuk belanja, aku akan mencari tempat duduk dan makan. Pikir Paman Gembul.
Di pasar, Coreng sibuk sekali. Mengambil wortel, menawar tomat… Paman Gembul celingukan. Itu ada penjual apel panggang. Paman Gembul merogoh saku celananya. Astaga! Dia lupa membawa dompet! Sia-sia aku ke sini! Pikir Paman Gembul kesal.
Paman Gembul dan Coreng pulang. Barang yang dibawa Paman Gembul banyak sekali dan perutnya sangat lapar. “Tahu begini aku tidak mau ikut!” gerutu Paman Gembul. Coreng tertawa, “Kalau mau membantuku, harus dengan tulus, Paman.”
Sumber: Arsip Bobo, Cerita: aLiNy Alexandra I. Y. Gambar: Rudi
Penulis | : | Sigit Wahyu |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR