Paman Kikuk dan Husin berlibur ke Madura. Mereka menginap di rumah Pak Rodin, teman Paman Kikuk di pesisir pantai. “Nanti malam mau ikut melaut?” tawar Pak Rodin.
KUSSUSANI
Menjadi Nelayan I
“Wah, boleh, tuh. Nanti aku tunjukkan cara canggih memancing ikan biar mereka berebut mendekati jala,” sumbar Paman Kikuk. “Aih, Paman... jangan aneh-aneh, deh...,” keluh Husin.
KUSSUSANI
Menjadi Nelayan I
“Ah, kau, Sin. Selalu meragukan pamanmu yang jenius ini,” tukas Paman Kikuk. Sore itu, mereka mempersiapkan bekal masing-masing. “Kikuk, bekalnya dimasukin ember ini saja...” saran Pak Rodin.
KUSSUSANI
Menjadi Nelayan I
“Wah, enggak gaul. Pakai kostum begini, biar kelihatan modern,” kilah Paman Kikuk. Pak Rodin tersenyum geli. Akhirnya, mereka tiba di pantai.
KUSSUSANI
Menjadi Nelayan I
“Ayo, berenang ke perahu,” ajak Pak Rodin. Husin dan Pak Rodin berenang sambil menarik ember berisi bekal mereka. Sementara, Paman Kikuk tampak kerepotan memanggul ranselnya.
KUSSUSANI
Menjadi Nelayan I
Dengan susah payah, Paman Kikuk sampai juga ke perahu. Napasnya ngos-ngosan. “Yaaahhh... bekalku basah semua,” keluhnya. “Kan, sudah kubilang...” celetuk Pak Rodin.
KUSSUSANI
Menjadi Nelayan I
Malam itu, Paman Kikuk sibuk mengeringkan pakaiannya di dekat lampu. Angin laut yang kencang membuatnya masuk angin.
KUSSUSANI
Menjadi Nelayan I
Beberapa kali, Paman Kikuk harus berjongkok menggantung di tepi perahu untuk buang air. “Kikuk, apa ini cara canggih memancing ikan yang kamu katakan itu?” goda Pak Rodin. Semua tertawa geli. (Cerita : Joko/Ilustrasi: Sabariman R.)
Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Mengenal Rumah Adat Honai Khas Papua, Materi Kelas 3 SD Kurikulum Merdeka
KOMENTAR