Teriknya sinar matahari siang itu, tak menghalangin langkah pengunjung untuk naik perahu menuju kawasan Ekowisata Mangrove Wonorejo, Surabaya.
Beberapa pengunjung terlihat begitu bersemangat, ketika perahu yang ditumpanginya melaju menuju kawasan ekowisata Mangrove. Deru mesin perahu memecah air sungai yang bergelombang. Setelah kurang lebih 20 menit perjalanan dengan perahu, maka sampailah pengunjung di sebuah dermaga kecil. Itulah tanda kalau kita telah tiba di kawasan ekowisata Mangrove Wonorejo. Barisan mangrove yang rapi, seakan menyambut para pengunjung.
Konservasi alam
Kawasan wisata Mangrove ini memiliki keunikan. Selain bisa berwisata menikmati pemandangan pesisir pantai, di sana juga kita bisa belajar memahami pentingnya Mangrove atau bakau. Bagaimana peran bakau melindungi daratan dari abrasi laut?
Semakin hari jumlah hutan bakau semakin berkurang di Indonesia. Sebagian besar hutan mangrove sudah berubah bentuk menjadi tambak udang, perkebunan kelapa sawit, bahkan pemukiman. Untung saja di kota Surabaya masih punya hutan bakau hijau, yang akan melindungi kota dari serbuan air laut. Hmm, hutan bakau yang hijau bagaikan mutiara hijau yang sangat berharga.
Fauna pesisir
Selain bisa menikmati pemandangan hijau, kawasan ini menjadi rumah bagi satwa-satwa liar, lo. Seperti ikan, biawak, burung, dan kera. Pada bulan-bulan tertentu, kawasan mangrove ini menjadi tempat singgah kawanan burung yang sedang bermigrasi, lo. Biasanya burung-burung ini berasal dari benua Australia menuju Eropa. Sebanyak 44 spesies burung migran selalu mampir di sini. Menurut catatan terdapat 83 spesies burung, 7 spesies primata dan 53 spesies serangga yang tinggal di sini.
Wah...indah sekali panorama pesisir pantai di timur kota Surabaya ini. Sambil berwisata, kita bisa mengenal aneka satwa sambil belajar memahami fungsi penting hutan mangrove.
Teks dan foto : Ricky Martin
Penulis | : | Marisa Febrilian |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR