Hari jatuhnya Idul Fitri biasanya ditentukan dengan cara-cara khusus. Salah satunya dengan melihat hilal.
Hilal itu apa, ya?
Hilal adalah penampakan bulan yang paling awal terlihat menghadap bumi setelah bulan mengalami konjungsi atau ijtimak.
Dalam bidang astronomi, konjungsi adalah peristiwa saat matahari dan bulan berada segaris di bidang ekliptika atau bidang edar yang sama. Pada saat tertentu, konjungsi ini bisa menyebabkan terjadinya gerhana matahari juga.
Penentuan hilal 1 Syawal
Penentuan berakhirnya bulan Ramadan atau datangnya Idul Fitri atau tanggal 1 bulan Syawal menjadi kegiatan yang sangat penting. Kegiatan ini dilakukan oleh lembaga hisab.
Cara atau metode penentuan Idul Fitri yang biasa dilakukan ada dua macam, yaitu metode rukyat dan hisab.
Rukyat adalah aktivitas mengamati hilal. Rukyat dapat dilakukan secara langsung dengan mata atau dengan alat bantu optik seperti teleskop. Rukyat dilakukan setelah Matahari terbenam, karena hilal hanya bisa dilihat setelah Matahari terbenam (maghrib).
Jika hilal sudah terlihat, berarti telah memasuki bulan (kalender) baru Hijriyah. Nah, jika hilal tidak terlihat juga, maka awal bulan ditetapkan mulai sore atau maghrib di hari berikutnya.
Dalam kalender Hijriyah, sebuah hari diawali sejak terbenamnya matahari waktu setempat, bukan saat tengah malam. Sementara penentuan awal bulan (kalender) tergantung pada penampakan bulan. Karena itu, satu bulan kalender Hijriyah dapat berumur 29 atau 30 hari.
Sementara metode hisab adalah metode penentuan hilal dengan menggunakan perhitungan matematis astronomi. Wah, ternyata menentukan bulan baru itu tidak boleh sembarangan, ya.
Teks: Iveta, Foto: ahlulbaitindonesia.org
Penulis | : | Sigit Wahyu |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR