“Kali ini, aku akan ajak kalian mencicipi masakan Padang bikinanku. Ini spesial, lo...,” ujar Bibi Ndari. “Tunggu sebentar, ya, aku tata dulu di meja makan.” Masakan Padang...? Gumam Paman Kikuk.
KUSSUSANI
Sok Asyik Membawa Masakan Padang
“Tunggu!” sergah Paman Kikuk. “Masakan Padang harus disajikan menurut cara orang Padang. Untuk soal ini, aku ahlinya.” Paman Kikuk mengikuti Bibi Ndari ke dapur.
KUSSUSANI
Sok Asyik Membawa Masakan Padang
“Ssst... jangan begitu bawanya, Ndari. Gini, deh. Pindahin masakan itu ke piring semuanya. Terus, letakkan piring itu di lenganku. Begitulah cara orang Padang membawa masakan,” kata Paman Kikuk.
Bibi Ndari dan Husin menunggu di meja makan dengan gelisah. Tak lama kemudian, “Pesanan dataaang...!” seru Paman Kikuk dari dapur. Paman Kikuk muncul dengan kedua lengan penuh piring, juga di kepalanya.
KUSSUSANI
Sok Asyik Membawa Masakan Padang
“Kikuk, apa yang kamu lakukan? Hati-hati dengan masakanku!” pekik Bibi sambil bangkit menyongsong Paman Kikuk. “E-e-e... Ndari, jangan dekat-dekat, nanti...” belum selesai Paman Kikuk bicara... PYAAARRR!
KUSSUSANI
Sok Asyik Membawa Masakan Padang
“Tuuh, kan! Kubilang apaaa? Kamu kacaukan masakanku!” omel Bibi Ndari. “Kan, sudah kubilang jangan dekati aku. Jadi grogi, deh. Jadi jatuh, tuuuh...!” Paman Kikuk tidak mau kalah.
KUSSUSANI
Sok Asyik Membawa Masakan Padang
“Gimana, dong? Aku lapar, nih...” keluh Husin. “Kita beli lauk saja, deh, kalau begitu,” usul Paman Kikuk. “Iya, tapi kamu yang bayar!” tukas Bibi Ndari kesal.. “Yaaah... kok, aku, sih?” keluh Paman Kikuk. (Cerita: Joko SP/ Ilustrasi: Sabariman)
KOMENTAR