“Pos…pos…!” teriak Pak Pos sambil mengacungkan selembar surat. “Ah, undangan reuni dengan teman-teman sekolah dulu!” seru Emak senang.
Emak tersenyum membayangkan teman-teman lamanya. “Sudah secantik apa, ya, mereka?” pikir Emak.
“Aku ingin tampil istimewa di acara reuni,” kata Emak. Emak mulai memilih-milih baju. “Ah, ini jelek…. Ini kelihatan terlalu tua…. Aku tidak suka warna ini,” keluh Emak.
Emak terduduk lesu di tempat tidur. “Aku tidak ingin datang ke acara reuni,” kata Emak. “Lo, kenapa, Mak?” tanya Bobo heran. “Aku tidak punya gaun yang indah,” jawab Emak sedih.
Diam-diam Bobo mengambil sehelai gaun Emak yang berwarna merah polos. Wah, apa yang akan dilakukan Bobo, ya?
Oho, ternyata Bobo dan Coreng membawa gaun itu ke rumah Nenek. Mereka bersama-sama menghiasnya dengan hiasan manik-manik dan bunga-bunga.
Sim salabim! Gaun lama Emak pun berubah menjadi baru. “Wow, cantik sekali!” seru Emak dengan semangat. “Terima kasih, Anak-anak!”
“Aduuuh, cantik sekali gaunnya!” seru Bibi Poni, teman Emak. “Terima kasih,” kata Emak tersipu malu. “Ini adalah gaun terindah hadiah dari anak-anakku.”
Sumber: Arsip Bobo, Cerita: Vero, Ilustrasi: Rudi
10 Dampak Negatif Globalisasi bagi Kesenian Daerah, Materi Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sigit Wahyu |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR