Paman Kikuk sedang duduk-duduk di teras rumah. Ia asyik memperhatikan Husin yang susah payah memanjat pohon rambutan.
KUSSUSANI
Jacky Kuk
“Sin, repot amat, sih? Manjat rambutan segitu saja dari tadi enggak bisa?” ledek Paman Kikuk. “Kamu mau ngambil berapa kilo, sih?” ledek Paman Kikuk.
KUSSUSANI
Jacky Kuk
“Sini serahkan padaku,” tantang Paman Kikuk. “Emang Paman bisa manjat?” tukas Husin. “Kalau manjat seperti kamu, enggak. Tapi kalau seperti Jacky Chan, bisa,” sumbar Paman Kikuk.
KUSSUSANI
Jacky Kuk
“Jacky Chan jago kung fu itu? Mana mungkiiin...?” Husin mencibir. “Lihat saja!” ujar Paman Kikuk. Paman Kikuk lalu sibuk mengangkati kursi dan meja, lalu menatanya di dekat pohon.
KUSSUSANI
Jacky Kuk
“Kita mesti bisa memanfaatkan barang-barang di sekitar kita, Sin. Itu baru namanya kreatif. Lihat, ya,” pamer Paman Kikuk. Paman Kikuk mengambil ancang-ancang.
KUSSUSANI
Jacky Kuk
Paman Kikuk melompat ke kursi, lalu bertolak ke atas meja. Paman Kikuk berayun sekuat tenaga pada dahan pohon mangga. Lalu melayang ke arah dahan pohon rambutan.
KUSSUSANI
Jacky Kuk
Paman Kikuk berayun terlalu kuat. Kakinya tidak mendarat pada dahan yang dia tuju secara tepat. Tapi, kaki Paman Kikuk tersangkut. Akibatnya, Paman Kikuk terpelanting.
KUSSUSANI
Jacky Kuk
Tubuh Paman Kikuk terlontar melewati pagar rumahnya dan jatuh di atas kebun sayur organik tetangganya. GEBLUG! “Pak Kikuk, kalau bertamu, kan, bisa masuk lewat gerbang sana...” kata tetangganya. Ups (Cerita: Joko/ Ilustrasi: Sabariman)
KOMENTAR