Kutu Buku sedang jalan-jalan melewati Panti Asuhan “Taman Kelinci”. Anak-anak sedang bermain di sana. Kutu Buku memperhatikan mereka. “Apa ya, yang bisa kulakukan untuk mereka?” pikirnya.
KUSSUSANI
Buku-Buku Kutu Buku
Kutu Buku pergi ke gudang rumahnya. “Buku-bukuku sudah bertumpuk banyak sekali di sini. Aku akan menyumbangkan sebagian untuk anak-anak itu,” kata Kutu Buku.
KUSSUSANI
Buku-Buku Kutu Buku
“Sip! Ini ada kardus kosong. Buku-buku yang akan kusumbangkan bisa masuk sini!” seru Kutu Buku. Kutu Buku membersihkan kardus yang ditemukannya dan menaruhnya di samping rak buku.
KUSSUSANI
Buku-Buku Kutu Buku
Hari ini Kutu Buku sibuk sekali. Dia asyik memilih buku-buku yang mau disumbangkan. “Eh, ini kan buku yang aku cari-cari!” serunya. “Eh, aku juga masih ingin baca buku ini!”
KUSSUSANI
Buku-Buku Kutu Buku
“Ah, akhirnya selesai juga,” kata Kutu Buku kelelahan. Tapi, olala, kok kardus sumbangan masih kosong?! Oooh, ternyata Kutu Buku masih ingin menyimpan semua bukunya.
KUSSUSANI
Buku-Buku Kutu Buku
“Jadi, apa yang bisa kusumbangkan, ya?” Kutu Buku memutar otaknya. “Aha, aku tahu!” serunya tiba-tiba. Dia mulai membersihkan dan menyusun semua bukunya dengan rapi kembali di dalam rak buku.
KUSSUSANI
Buku-Buku Kutu Buku
“Selamat datang. Kalian boleh membaca sesuka hati di sini,” sambut Kutu Buku. Anak-anak panti asuhan berebutan membaca buku. Rupanya Kutu Buku menyulap gudangnya menjadi perpustakaan gratis. “Kalau begini, aku masih bisa menyimpan buku-bukuku, tapi tetap bisa menyenangkan anak-anak lain,” kata Kutu Buku. Wah, mulia sekali hati Kutu Buku. (Vero/ Ilustrasi: Rudi)
Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Bertemu Karakter Favorit di Doraemon Jolly Town MARGOCITY, Apa Saja Keseruannya?
KOMENTAR