Oki dan Felip bermain di hutan. Mereka menemukan sebuah kolam yang cukup besar. “Hei, banyak berudu di sini!” seru Oki. Dengan jala, mereka lalu mengambil berudu-berudu itu.
KUSSUSANI
Anak Katak Beracun
Oki dan Felip lalu memasukan berudu-berudu itu ke dalam toples. “Di simpan di rumahmu saja, ya, Lip!” kata Oki.
“Di rumahmu saja. Kamu kan punya akuarium besar,” kata Felip.
KUSSUSANI
Anak Katak Beracun
Waah, akuarium Oki memang besar. Hiasan di dalamnya juga bagus. Berudu-berudu itu tampak senang berenang di dalamnya.
Oki dan Felip rajin memberi mereka makan. Nirmala kebetulan datang ke rumah Oki. “Wah, mereka gemuk-gemuk.
Sebentar lagi pasti akan menjadi katak dewasa,” kata Nirmala.
KUSSUSANI
Anak Katak Beracun
Nirmala betul. Beberapa waktu kemudian, berudu-berudu itu menjadi anak katak .
Lalu menjadi katak besar. “Waaah, ternyata warnanya bagus-bagus ya, Lip!” Oki kagum.
KUSSUSANI
Anak Katak Beracun
Ketika melihat katak-katak itu, Nirmala malah terkejut. “Astagaaa… ternyata itu katak-katak beracun !
Untung kalian belum memegangnya!” seru Nirmala panik.
Nirmala segera mengayunkan tongkatnya. “Sim salabim!” Nirmala menyulap katak-katak itu masuk ke dalam kotak kaca milik Oki.
Ia lalu segera menutup kotak itu.
KUSSUSANI
Anak Katak Beracun
Mereka lalu membawa katak-katak itu kembali ke kolam di hutan. Nirmala meletakkan kotak kaca di tepi kolam.
Lalu membuka tutupnya. Katak-katak beracun itu melompat keluar dan masuk ke kolam.
“Menurutku, hewan hutan memang sebaiknya tetap di hutan,” kata Nirmala kemudian. Oki dan Felip mengangguk setuju.
(Certa: Vanda P./ Ilustrasi: Iwan Darmawan)
Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Makna Pancasila Sila Keempat bagi Masyarakat, Materi Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka
KOMENTAR