Sore itu cuaca terik sekali. Paman Kikuk yang baru pulang dari kantornya sangat kehausan. Dia segera masuk ke minimarket di depan komplek dan membeli sekaleng minuman soda yang dingin. Hmm, pasti segar sekali!
KUSSUSANI
Kaleng Pembawa Sial
Sambil iseng, Paman Kikuk mengocok kaleng minumannya. Ceprot! Buih soda pun muncrat ketika tutup kaleng dibuka.
Ups, tetapi… buih itu mengenai baju seorang nenek yang hendak masuk ke minimarket!
KUSSUSANI
Kaleng Pembawa Sial
“Huh, dasar ceroboh! Lihat ini, bajuku jadi basah!” marah si nenek sambil memukul Paman Kikuk dengan payungnya.
“Ampuun, Nek!” teriak Paman Kikuk sambil berlari menghindar ke jalan raya.
KUSSUSANI
Kaleng Pembawa Sial
Diiin… diiin! Sebuah motor hampir saja menabrak Paman Kikuk. Brukkk… Paman Kikuk jatuh terjerembab.
Kaleng minuman di tangannya terlepas dan tumpah. Ugh, Paman Kikuk menatap kaleng itu kesal.
KUSSUSANI
Kaleng Pembawa Sial
Klontang! Sambil menggerutu, Paman Kikuk menendang kaleng itu. Pletak! Rupanya, kaleng itu mengenai kepala seorang petugas kebersihan. Astaga, Paman kikuk ketakutan saat petugas itu berjalan menghampirinya.
KUSSUSANI
Kaleng Pembawa Sial
“Maaf, Pak, saya enggak sengaja!” ujar Paman Kikuk gemetar. “Buang kaleng ini ke tempat sampah!” nasihat Pak Petugas Kebersihan.
Paman Kikuk segera mengambil kaleng itu dan bergegas pulang ke rumahnya.
KUSSUSANI
Kaleng Pembawa Sial
Paman Kikuk hendak membuang kaleng itu ke tong sampah dekat rumahnya, tetapi…
“Om, minta kalengnya buat mainan kami!” pinta segerombolan anak-anak kampung. “Ambil saja!” sahut Paman Kikuk.
KUSSUSANI
Kaleng Pembawa Sial
Paman Kikuk masuk ke halaman rumahnya dengan wajah lega.
Tiba-tiba, prang! Vas bunga di teras pecah terkena lemparan kaleng yang dimainkan anak-anak kampung.
Ya ampuuun, lagi-lagi kaleng itu membawa sial!
(Cerita : Dwi P./ Ilustrasi : Sabariman R.)
Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Sudah Banyak Minum, Tapi Masih Sering Kehausan? Bisa Jadi Ini Sebabnya
KOMENTAR