Menjaga kesehatan, tidak hanya sekedar memperhatikan gizi maupun dengan melakukan olahraga. Selain kedua hal itu, ada juga faktor lain yang tak kalah penting untuk dilaksanakan, yaitu imunisasi. Sebenarnya, mengapa tubuh kita harus diimunisasi?
Ada Sejak Abad ke-19
Imunisasi berasal dari kata imun yang diambil dari Bahasa Latin, artinya kebal atau resisten. Imunisasi sendiri adalah salah satu upaya tindakan medis. Biasanya, imunisasi dilakukan untuk melakukan pencegahan dan menjaga tubuh kita dari penyakit tertentu.
Di Indonesia, imunisasi telah dimulai sejak abad ke-19. Pada masa itu, imunisasi dilaksanakan untuk pemberantasan penyakit cacar.
Nah, berkat kesadaran masyarakat, program imunisasi terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Setiap tahun, minimal jumlah 3 juta anak dapat terhindar dari kematian dan sekitar 750 ribu anak terhindar dari kelainan.
Apakah Imunisasi Hanya untuk Adik Bayi?
Imunisasi tidak hanya untuk adik bayi, lo. Imunisasi atau pemberian vaksin ini masih tetap diberikan ketika kita bersekolah di PAUD (Pendidikan anak usia dini), taman kanak – kanak, maupun sekolah dasar, dan jenjang selanjutnya.
Kakak, om, dan tante juga pasti pernah diimunisasi. Bedanya, terletak pada jenis obat yang diberikan. Kalau untuk adik bayi yang berusia 0 – 12 bulan, imunisasi yang wajib ada sekitar 5 jenis.
Dampak Tidak Melakukan Imunisasi
Jika tidak diimunisasi, biasanya akan membuat daya tahan tubuh kita menjadi rentan, mudah terserang virus, bahkan tertular penyakit.
Imunisasi tidak menakutkan atau bahkan menyakitkan, seperti yang kamu bayangkan, kok. Buktinya, beberapa waktu lalu, teman – teman kita di salah satu sekolah di daerah Bogor, mengikuti program imunisasi. Mereka mendapatkan suntikan imunisasi MR (campak dan rubella).
Nah, imunisasi MR ini, merupakan program pemerintah yang berlangsung pada bulan Agustus dan September 2017 di Pulau Jawa.
Penulis | : | Eka Kartika |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR