Sedang jalan-jalan di sekitar Ubud, Bali? Jangan lupa mampir ke museum seni yang satu ini. ARMA, salah satu museum seni rupa di Bali yang menyimpan berbagai koleksi lukisan dari pelukis dalam negeri dan luar negeri.
Kecintaan pada Seni
ARMA adalah singkatan dari Agung Rai Museum of Art. Museum ini dibangun oleh Agung Rai karena kecintaannya pada seni. Melalui museum ini, beliau ingin terlibat dalam pemeliharaan karya seni dan dapat berbagi keindahannya dengan masyarakat luas.
ARMA terletak di tanah seluas 4 hektar di Ubud, Bali. Museum ini selesai dibangun pada tanggal 27 Desember 1989, tetapi baru dibuka secara resmi pada 9 Juni 1996 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro.
Pameran Tetap dan Pameran Sementara
ARMA menyajikan pameran tetap dan pameran sementara. Di pameran ini, pengunjung bisa melihat berbagai lukisan dan seni instalasi karya para seniman.
Koleksi lukisan di ARMA juga beragam, mulai dari yang tradisional sampai kontemporer. Bahkan, ada karya yang dibuat pada tahun 1930-an, seperti lukisan Kamasan klasik di atas kulit kayu oleh seniman Batuan. Ada pula karya-karya pelukis berkebangsaan asing seperti Walter Spies, Willem Gerald Hofker, Rudolf Bonnet, Adrien Jean Le Mayeur de Merpres, serta Willem Dooijwaard.
Warung Kopi dan Panggung
Haus atau lapar? ARMA memiliki Warung Kopi dengan suasana yang tenang dan nyaman. Menikmati kopi atau teh dengan suasana rindangnya pepohonan memang begitu menyenangkan.
Di bagian belakang kiri museum juga terdapat panggung terbuka yang sering digunakan untuk penampilan sendratari atau area pesta kebun.
ARMA memang tidak hanya menyajikan lukisan. Di sini juga sering diadakan pertunjukan teater, tarian, musik, kelas melukis, serta diskusi-diskusi seni. Di tempat ini juga ada toko buku, ruang baca, perpustakaan, bengkel budaya, serta program pelatihan dan seminar.
Penulis | : | Putri Puspita |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR