Seisi kerajaan senang menyambut mereka. Pangeran Rambert menyambut mereka. Ia membantu Neida turun dari Falada dan mengajaknya masuk ke dalam istana. Sementara Putri Amara dibiarkan sendirian di halaman istana.
Raja Rainor yang tua, ayah pangeran Rambert , melihat ke luar jendela. Ia melihat Putri Amara yang berdiri sendirian di halaman. Betapa mungil dan cantiknya gadis pelayan itu, pikir Raja Rainor. Ia pun bergegas pergi ke ruang makan, tempat Pangeran Rambert dan Neida sedang menikmati jamuan makan.
“Putri, siapakah gadis cantik yang datang bersamamu?”
"Dia pelayan yang menemaniku di perjalanan. Tapi kelakuannya tidak sopan. Tolong berikan dia pekerjaan yang sulit, supaya dia tidak betah di kerajaan ini!” ujar Neida.
Raja Rainor bingung, pekerjaan apa yang harus dia berikan pada Putri Amara yang disangkanya pelayan itu. Ia sudah memiliki banyak pelayan di istana itu. Maka, Raja Rainor berkata, "Saya punya seorang gembala angsa bernama Conrad. Mungkin pelayanmu bisa membantu Conrad!”
Maka mulai hari itu, Putri Amara pun menjadi gembala angsa, menemani Conrad. Setiap hari, mereka harus mengangon angsa-angsa Raja Rainor ke padang rumput.
Sementara itu, Neida mulai khawatir jika Falada membuka rahasia. Maka ia berkata pada Pangeran Rambert , “Tunanganku, tolongkah aku…”
“Apa yang harus aku lakukan, tunanganku…” jawab Pangeran Rambert .
"Aku sangat kesal pada kuda yang aku tumpangi. Dia memberontak di sepanjang jalan menuju ke istana ini. Tolong kurung dia sendirian di kandang yang letaknya terpencil!”
Pangeran Rambert mengikuti kemauan Neida. Maka, Falada pun dikurung sendirian di kandang yang jauh terpencil di sudut halaman belakang istana.
Berita ini sampai ke telinga Putri Amara. Betapa sedihnya Putri Amara. Namun diam-diam ia berjanji untuk menengok Falada.
(Bersambung)
Teks adaptasi: L. Olivia
Dok. Majalah Bobo / Brothers Grimm
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Vanda Parengkuan |
Editor | : | Vanda Parengkuan |
KOMENTAR