Pernah makan buah tin? Buah tin biasanya dijual dalam bentuk kering. Rasanya manis ditambah sensasi “kres … kres” dari bijinya yang kecil-kecil.
Sst … ternyata, buah tin yang kita makan sebenarnya bukan buah. Ia buah semu. Ia merupakan kumpulan bunga yang dibungkus secara tertutup hingga menyerupai buah. Nah, dari bunga itulah nantinya akan jadi buah. Hmm… unik, ya!
Buah tin berasal dari pohon tin yang secara ilmiah disebut Ficus carica. Pohonnya kecil berbentuk semak dan berkayu. Pohon ini berasal dari Asia Barat. Pohon tin ditanam karena buahnya enak dan laku dijual. Pohon tin sudah ditanam orang sejak orang belum menanam gandum. Buktinya, fosil buah tin yang berasal dari tahun 9400 - 9200 SM ditemukan di sebuah lembah di Yordania.
Pohon tin yang ditanam di tempat terbuka tingginya bisa mencapai 2 meter. Bila ditanam di pot tingginya hanya 50 – 100 cm saja. Pohon tin berdaun besar, kira-kira sebesar telapak tangan. Bentuknya menjari dengan 5 buah lekukan.
Buahnya berbentuk bulat, sebesar bola ping pong. Buah itu muncul dari ketiak daun. Rasa dan aromanya mirip buah jambu biji. Buah tin bisa dimakan langsung, dikeringkan, dibuat selai, atau dijus.
Buah tin sebaiknya dipetik setelah matang dan harus segera dimakan, karena buah ini tidak tahan lama. Ditaruh di lemari pendingin pun hanya bisa bertahan 1-2 hari.
Penulis | : | Aan Madrus |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR