Udara di Negeri Dongeng panas sekali. Para kurcaci berteduh di bawah pohon sambil kipas-kipas. “Wah, kalau ada makanan dingin, enak sekali ya…” kata Oki . Pak Dobleh dan Nirmala melihat mereka dari jendela dapur. “Wah, kasihan. Oki dan teman-temannya kepanasan,” kata Nirmala.
KUSSUSANI
Jelly Segar
“Tenang saja. Aku baru saja membuat jelly segar . Mmm, mereka pasti mau,” Pak Dobleh mengambil sepiring jelly. “Aku akan bikin kejutan,” kata Nirmala.
KUSSUSANI
Jelly Segar
Nirmala lalu membawa jelly itu ke halaman belakang. Kemudian mengayunkan tongkat wasiatnya, “Sim salabim!” Wow, apa yang terjadi dengan jelly itu?
KUSSUSANI
Jelly Segar
Pak Dobleh kemudian menemui para kurcaci. “Ini sendok untuk kalian makan jelly!” kata Pak Dobleh.
“Lo, kok, cuma sendok? Jelly-nya mana?” tanya para kurcaci heran.
KUSSUSANI
Jelly Segar
“Ayo ikut aku ke halaman belakang!” ajak Pak Dobleh sambil senyum-senyum.
Setiba di halaman belakang, para kurcaci terbelalak kaget. “Jelly raksasa…?” seru mereka.
KUSSUSANI
Jelly Segar
Setelah terbelalak beberapa saat, mereka lalu berteriak gembira, “Horeee… jelly raksasa!” Felip segera memanjat jelly itu, dan memakannya dari atas.
Oki dan Felip menyendok jelly sambil membuat terowongan. “Hmmm… segarnyaaa…” gumam mereka. Nirmala ikut gembira melihat mereka.
(Cerita : Vanda P/ Ilustrasi: Iwan Darmawan)
Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
10 Dampak Negatif Globalisasi bagi Kesenian Daerah, Materi Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka
KOMENTAR