Nirmala ingin tahu, ada berapa macam warna kepik di kebun mawar istana. Ia lalu mencatat dengan teliti. Merah bintik-bintik hitam, bintik-bintik kuning…
KUSSUSANI
Mencatat Kepik
Sementara itu, Oki dan Felip malah menangkapi kepik. Mereka memasukkannya ke dalam botol. “Eh, kalau mengendarai kepik pasti asyik!” bisik Felip.
KUSSUSANI
Mencatat Kepik
“Hihihi, kita pinjam tongkat Nirmala, yuk!” usul Oki. Seperti biasa, kurcaci nakal ini tidak pernah bilang kalau meminjam tongkat Nirmala.
Oki mengambilnya diam-diam
KUSSUSANI
Mencatat Kepik
Oki lalu mengayunkan tongkat wasiat. SYUUUT… mereka kini jadi kecil. Dan berada tepat di sebelah toples berisi kepik.
“Ayo, cepat kita naik kepik!” ajak Felip.
KUSSUSANI
Mencatat Kepik
“Asyiiik…” teriak Oki dan Felip gembira. Mereka terbang dengan kepik masing-masing.
KUSSUSANI
Mencatat Kepik
Tapi tiba-tiba kedua kepik itu mendarat. Wah, rupanya mereka lapar dan ingin mencari makanan.
Hiii… ternyata kepik-kepik ini suka sekali makan kutu daun. “Hiiii… kutu-kutu ini naik ke tubuhku!” teriak Oki dan Felip.
KUSSUSANI
Mencatat Kepik
“Tolooong…” teriak Oki dan Felip. Mereka jijik sekali karena kutu-kutu itu mengerubuti mereka.
Tiba-tiba, “Sim salabim!” Wah, wah, untunglah Nirmala datang menyulap mereka.
KUSSUSANI
Mencatat Kepik
Oki dan Felip kini jadi besar lagi. Fuiih, mereka lega sekali. Tapi Nirmala memberi hukuman. M ereka harus membantu mencatat macam warna kepik di taman itu. (Cerita : Vanda P/Ilustrasi: Iwan Darmawan)
Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Seru Dimainkan Ramai-Ramai, Ini Aturan Permainan Tradisional Gobak Sodor
KOMENTAR