“Anak-anak, ayo kita piknik di tepi danau!” ajak Paman Gembul. Cihuy! Anak-anak bersorak. “Jangan lupa pancing dan roti buat angsa-angsa di danau.”
“Lihat! Aku bawa agar-agar cokelat yang lezat!” pamer Coreng. Lobi Lobi juga menunjukkan bekalnya. “Jamur goreng crispy buatan Ibu. Mmm... enaaak!” Paman Gembul melirik sambil tersenyum aneh.
“Paman Gembul bawa bekal apa?” tanya Upik. “Ini!” Paman Gembul mengangkat kotak bekalnya. “Wah, besar sekali! Apa isinya?” tanya Upik. “Rahasia!” jawab Paman Gembul sok misterius.
“Anak-anak, kita simpan bekalnya di sini saja. Tempat ini cukup aman dan nyaman buat makan,” usul Paman Gembul. Ya, di situ ada pohon yang rindang. Anak-anak setuju. “Ayo kita memancing di sana!”
Anak-anak menyiapkan umpan mereka. “Aduh, umpanku ketinggalan! Tunggu sebentar, ya!” Paman Gembul kembali ke tempat menyimpan perbekalan.
“Kok Paman Gembul lama, ya?” gumam Bobo. “Hmm, aku jadi curiga. Jangan-jangan...,” Bobo menghentikan kalimatnya. “Kue-kue kita!” seru Upik sambil berlari. “Lo, kok Paman Gembul enggak ada?” kata Coreng. “Tapi, agar-agarku hilang!” Lobi Lobi juga berseru, “Jamur gorengku lenyap!” Paman Gembul datang. “Apa? Bekal kalian hilang? Aku tidak mengambilnya! Jangan-jangan dimakan angsa...”
Tiba-tiba Upik berseru, “Aku tahu di mana bekal kita!” Upik membuka kotak bekal Paman Gembul. Benar saja, bekal anak-anak ada di kotak itu. “Huuu... Paman Gembul curang!” teriak anak-anak. “Ayo kita makan! Paman Gembul enggak usah dikasih!” seru Upik. Paman Gembul cuma bisa melihat dengan wajah kepingin. “O ya, aku masih punya sandwich untuk angsa-angsa. Buat Paman Gembul saja, deh!” kata Upik. Huuh, Paman Gembul menggigit sandwichnya dengan kesal.
Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Vero, Ilustrasi: Rudi
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sylvana Toemon |
KOMENTAR