Paman Gembul sedang asyik tidur di atas rumput. O, o, rupanya ia sedang mimpi. Mimpi apa ya? Hihihi... pasti mimpi tentang wortel!
Tiba-tiba Paman Gembul terbangun. Dan ia melihat sebuah keranjang penuh wortel lewat di dekatnya. “Lo, apakah aku masih mimpi?” tanyanya dalam hati.
Kemudian lewat Emak bersama Upik dan Coreng. Paman Gembul bersorak. “Aha! Aku memang tidak mimpi! Ehm, mereka akan berdarmawisata sambil menikmati wortel! Sedaaap!”
Teman-teman tahu kan, Paman Gembul sangat suka makan wortel? Ya, ia tidak akan membiarkan wortel lewat begitu saja! “Bagaimana caranya mendapatkan wortel itu?” pikir Paman Gembul. Sementara, tak jauh darinya Bobo sedang mendirikan tenda.
Dengan mengendap-endap Paman Gembul mendekati tenda. Ketika itu Bobo sudah selesai memakai baju renangnya. “Semoga ia tidak melihatku,” gumam Paman Gembul sambil menahan air liurnya. “Nyam, nyam, nyam, aku bakal makan sedaaapp!”
“Tolong! Tolong!” Bobo mendengar Upik berteriak. “Oh, Bobo! Cepat kemari! Lihat itu ada binatang aneh!” “Ha, ha, ha,” tawa Bobo, “Itu kan cuma seekor kepiting, Pik. Lemparkan saja ke laut!” Tetapi rupanya Upik agak takut.
Sambil memejamkan matanya Upik melempar kepiting itu. Astaga! Kepiting itu bukan dilempar ke laut, tapi ke balik tenda. “Hei, bagaimana kau ini, Pik?” seru Bobo. “Kepiting itu harus dilempar ke laut!”
Plok! Kepiting itu pun jatuh tepat di tubuh Paman Gembul yang hendak mencuri wortel. “Au, au, aduh!” Paman Gembul menjerit kesakitan karena kepiting itu menjepit pantatnya. Mendengar suara ribut-ribut, Bobo dan Upik segera lari ke belakang tenda.
Paman Gembul segera kabur. Ia merasa malu sebab tertangkap basah hendak mencuri wortel. “Hoho, Paman Gembul!” seru Emak. “Iya, rupanya Paman Gembul hendak mencuri wortel kita, Mak,” sahut Bobo. “Untungnya kepiting itu kau lemparkan ke balik tenda, Pik!”
Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Vero. Ilustrasi: Rudi
15 Dampak Positif Globalisasi bagi Kesenian Daerah, Materi Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka
Source | : | dok. Majalah Bobo |
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Sylvana Toemon |
KOMENTAR