Rapipi mengundang Pipiyot ke rumahnya. Rumah Rapipi sangat rapi dan semua mainannya masih bagus. “Lihat, mainan kuda koboiku masih bagus,” pamer Rapipi. Huh, Pipiyot jadi iri.
KUSSUSANI
Kuda Koboi
Sebetulnya Pipiyot juga punya mainan kuda koboi. Tapi koboinya sudah patah.
Saat pulang, Pipiyot melihat Tania sedang bermain dengan Odon, capung sahabatnya.
KUSSUSANI
Kuda Koboi
“Hihihi… cocok sekali buat jadi boneka koboiku…” tawa Pipiyot. Dan ketika Odon terbang mendekat, Pipiyot menangkap Tania.
CLEP! Lalu memasukkannya ke dalam plastik. “Toloong…” teriak Tania ketakutan. Nirmala dan Oki mendengar teriakan halus Tania.
“Astagaa… Tania diculik Pipiyot!” bisik mereka.
KUSSUSANI
Kuda Koboi
Pipiyot lalu mengikat Tania di atas kuda kayu mainan. “Hihihi…maiannku jadi bagus lagi,” tawa Pipiyot.
Oki, Nirmala dan Odon merasa iba melihat Tania. Pipiyot lalu pergi.
KUSSUSANI
Kuda Koboi
“Odon, cepat bebaskan Tania!” bisik Nirmala. Odon langsung terbang melesat. Ia berhasil menggigiti tali!
Tapi Pipiyot keburu datang. “Heeeiii…awas kau!” ancamnya.
KUSSUSANI
Kuda Koboi
Pipiyot lalu mengejar Odon dengan lidi yang diolesi lem. “Hati-hati, Don, jangan sampai sayapmu kena lem!” teriak Tania.
Nirmala buru-buru menyulap, “Sim salabim!” Pipiyot menjadi kecil. Ia terjatuh ke atas kuda.
Oki segera mengolesinya dengan lem. “Hahaha… koboinya lucu juga,” tawa mereka.
“Sebal sebhul sebheel…” gerutu Pipiyot.
(Cerita : Vanda P. / Ilustrasi: Iwan Darmawan)
Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
10 Dampak Negatif Globalisasi bagi Kesenian Daerah, Materi Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka
KOMENTAR