Ratu Bidadari , Nirmala dan Oki mengunjungi Sultan Ali. Ratu Bidadari asyik ngobrol dengan Sultan Ali. Oki dan Bintang Malam mulai bosan duduk di dalam.
KUSSUSANI
Fatamorgana
Diam-diam Bintang Malam mengajak Oki ke belakang istana. “Ayo kita naik burung unta!” ajaknya.
Tanpa setahu pengawal, mereka mengeluarkan burung unta dari kandang.
KUSSUSANI
Fatamorgana
Oki dan Bintang Malam segera mengendarai burung unta. Tapi… “Aaaaa…” mereka menjerit ketakutan.
Ternyata burung unta itu belum terlatih. Burung itu lari kencang sekali.
KUSSUSANI
Fatamorgana
BRUUKKK… Oki dan Bintang Malam lalu terlempar ke tanah.
“Aduuuh… kita terjebak di gurun pasir…” keluh Bintang Malam. Udara panas terik. Oki mulai haus.
KUSSUSANI
Fatamorgana
“Ayo, Ki, kita jalan terus. Siapa tahu ada yang lewat!” kata Bintang Malam. Namun, setelah jauh berjalan, tidak ada seorangpun yang lewat.
Tiba-tiba mereka melihat sirup dingin, es krim, dan puding raksasa. “Asyiiik.. ayo kita ambil…” seru Oki dan Bintang Malam gembira.
Tapi setelah dekat… “Syukurlah kalian selamat!” terdengar suara Ratu Bidadari.
KUSSUSANI
Fatamorgana
Ternyata di depan mereka itu Ratu Bidadari, Sultan Ali, dan Nirmala. Bukannya es krim, puding, dan gelas sirup!
“Aneh! Kenapa es krim bisa berubah jadi Ratu…” Oki bingung. “Itu namanya fatamorgana.
Kalian jadi seperti melihat sesuatu di padang pasir,” jelas Nirmala.
“Lainkali, tanya dulu. Burung unta mana yang bisa ditunggangi!” nasihat Sultan Ali.
(Cerita : Vanda P/ Ilustrasi: Iwan Darmawan)
Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Contoh Bentuk Kesenian Tradisional di Indonesia, Materi Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka
KOMENTAR